Semrawut di Tanah Abang: Parkir Liar dan Pedagang di Trotoar

Senin, 20 Mei 2019 12:47 WIB

Warga dan kuli angkut menyeberang jalan di antara kendaraan bermotor yang terjebak kemacetan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. Kemacetan semakin bertambah seiring meningkatnya perdagangan di kawasan ini. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta – Pemeritah DKI Jakarta sudah berkali-kali melakukan penertiban di kawasan pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat Namun sampai saat ini, kawasan tersebut masih semrawut.

Berdasarkan pantauan TEMPO, tingkat kemacetan di sekeliling Pasar Tanah Abang dan Jalan Jati Baru masih parah. Jalur jalan bercabang dari Jalan Jati Baru menuju Jalan MH Thamrin dan Slipi padat dengan puluhan angkutan umum yang beberapa kali berhenti untuk menunggu penumpang di sisi jalan.

Baca: Kantor Bersama DKI dan BUMD Fokus Kerjakan Penataan Tanah Abang

Kemacetan makin diperparah dengan menjamurnya lahan parkir liar di trotoar. Hal ini menyebabkan sejumlah pejalan kaki dan pedagang yang membawa barang harus berjalan di badan jalan sehingga menghambat laju kendaraan.

"Sabar, sabar, sabar. Orang dulu yang lewat,” kata seorang pemuda yang menarik troly berisi karung pakaian saat melintasi jalan raya, Sabtu, 18 Mei 2019.

Advertising
Advertising

Trotoar di sepanjang Jalan Jati Baru juga tak lagi steril dari pedagang kaki lima. Trotoar di dua ruas jalan tersebut nampak dipenuhi pegadang kaki lima yang menjajakan sejumlah barang dagangan dari pakaian hingga makanan kecil. Beberapa warga yang menggunakan sepeda motor juga nampak melawan arus dengan melintasi trotoar yang penuh pedagang dan pembeli tersebut.

Warga berbagi jalan dengan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar jembatan penyebrangan multiguna (skybridge) Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. Sejumlah PKL terlihat kembali berjualan di trotoar untuk mencari rezeki di bulan Ramadan. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Para pedagang tetap berjualan di lokasi tersebut meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah merelokasi ke Jembatan Multiguna atau Skybrigde Tanah Abang. “Cuma jualan saja. Selama puasa,” kata Ida, 30 tahun yang berjualan aneka hijab.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan kawasan Tanah Abang memang masih semrawut meski telah dilakukan berbagai upaya penertiban. Menurut dia, penyalahgunaan trotoar memang menjadi penyebab utama kemacetan dan kepadatan jalan.

Arifin mengatakan hingga saat ini, pemerintah memang belum bisa memenuhi kebutuhan tempat berjualan bagi pedagang dan lahan parkir bagi pengunjung yang berbelanja. Menurut dia, masih ada pedagang yang belum tertampung di skybridge. Rencananya mereka akan ditempatkan di Blok G Pasar Tanah Abang yang sedang diperbaiki Perusahaan Daera Pembangunan Sarana Jaya (PD Sarana Jaya).

Baca: Pembeli Buru Mukena di Tanah Abang, Paling Dicari Model Shireen

Selain persoalan tempat berdagang, Arifin menyebut minimnya jumlah tempat parkir dibandingkan kebutuhan pengunjung Pasar Tanah Abang. Selama ini, parkir motor baru mampu disediakan di Gedung Perkantoran, Blok F dan Blok A Pasar Tanah Abang dengan jumlah yang terbatas.

“Untuk yang ditrotoar kami terus lakukan penertiban seperti menghalau, menata dan mengatur,” kata Arifin. “Kami mempertahankan agar tak sampai ke badan jalan dan pejalan kaki tetap bisa menggunakan trotoar.”

Menurut Arifin, Satpol PP hanya bisa merespon persoalan yang terjadi seperti pencegahan atau penindakan. Akan tetapi, persoalan di kawasan Tanah Abang harus diselesaikan dengan kajian tata kelola yang lebih luas dan kebijakan yang menyeluruh.

Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan banyak persoalan penertiban Kawasan Tanah Abang harus melibatkan sejumlah satuan kerja perangkat daerah dan badan usaha milik daerah. Dia menilai, penyelesaian yang parsial tak bisa menjadi solusi permanen kawasan yang padat tersebut.

Hal ini juga yang menjadi dasar pertimbangan pembangunan kantor bersama untuk mengelola persoalan di Tanah Abang. “Dengan integrasi satu atap, persoalan yang menjadi fokus satu (SKPD atau BUMD) bisa diselesaikan secara bersama,” kata Sigit.

Berita terkait

Kilas Balik Hari Hansip yang Berganti Nama Jadi Linmas atau Perindungan Masyarakat

7 hari lalu

Kilas Balik Hari Hansip yang Berganti Nama Jadi Linmas atau Perindungan Masyarakat

Pada 12 Agustus 1972 keluar Kepres No. 55 tahun 1972 tentang penyempurnaan organisasi Hansip, fungsi utamanya perlindungan masyarakat (Linmas)

Baca Selengkapnya

Kepala Dishub DKI Akui Masih Banyak Travel Gelap Beroperasi di Jakarta: di Cawang UKI dan Tanah Abang

11 hari lalu

Kepala Dishub DKI Akui Masih Banyak Travel Gelap Beroperasi di Jakarta: di Cawang UKI dan Tanah Abang

Kadishub DKI Syafrin Liputo tak memungkiri masih adanya travel gelap atau angkutan umum ilegal yang beroperasi di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Little Bangkok Pasar Tanah Abang Ramai Pengunjung

22 hari lalu

Little Bangkok Pasar Tanah Abang Ramai Pengunjung

Suasana Pasar Tanah Abang mulai padat pengunjung menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.

Baca Selengkapnya

Ramai Pasar Tasik Saingi Pasar Tanah Abang Menjelang Lebaran, Ini Kisah Pasar Tiban Pakaian Muslim Senin dan Kamis

25 hari lalu

Ramai Pasar Tasik Saingi Pasar Tanah Abang Menjelang Lebaran, Ini Kisah Pasar Tiban Pakaian Muslim Senin dan Kamis

Keberadaan Pasar Tasik menjelang lebaran ramai, bahkan menyaingi Pasar Tanah Abang. Apa keunikan pasar tiban yang buka hanya Senin dan Kamis ini?

Baca Selengkapnya

Satpol PP Tangsel Sita Ribuan Botol Minuman Keras di Supermarket di Alam Sutera

26 hari lalu

Satpol PP Tangsel Sita Ribuan Botol Minuman Keras di Supermarket di Alam Sutera

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan menyita ribuan botol minuman keras dari sejumlah minimarket dan tempat hiburan malam.

Baca Selengkapnya

Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

40 hari lalu

Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Zulhas Klaim Kondisi Ekonomi Pasar Tanah Abang di Atas Rata-rata, Pengamat: Musiman Menjelang Ramadan

43 hari lalu

Zulhas Klaim Kondisi Ekonomi Pasar Tanah Abang di Atas Rata-rata, Pengamat: Musiman Menjelang Ramadan

Ekonom Celios tanggapi klaim Mendag Zulkifli Hasan atau Zulhas tentang geliat ekonomi Pasar Tanah Abang yang melebihi rata-rata.

Baca Selengkapnya

Setuju Aturan Pengetatan Barang Bawaan Impor Penumpang, Sandiaga: Bisa Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

43 hari lalu

Setuju Aturan Pengetatan Barang Bawaan Impor Penumpang, Sandiaga: Bisa Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

Sandiaga menilai aturan memperketat barang bawaan impor penumpang, merupakan bentuk keberpihakan pada produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

44 hari lalu

Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

Mendag Zulhas mengklaim geliat ekonomi Indonesia selama Ramadan di atas rata-rata karena melihat ramainya Pasar Tanah Abang. Seperti apa realitanya?

Baca Selengkapnya

Sejarah Pasar Tanah Abang dan Berapa Rata-rata Omset Harian Pedagang Pakaian

44 hari lalu

Sejarah Pasar Tanah Abang dan Berapa Rata-rata Omset Harian Pedagang Pakaian

Pasar Tanah Abang pertama kali didirikan oleh Yustinus Vinck pada 1735.

Baca Selengkapnya