Rusuh 22 Mei: Harun Nonton Demo Slipi, Meninggal di Kemanggisan

Sabtu, 25 Mei 2019 12:05 WIB

Anggota Brimob memblokade massa yang berkumpul di atas jalan layang Slipi Jaya, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Menurut keterangan pihak berwajib, massa yang menjadi pelaku kerusuhan merupakan warga luar DKI Jakarta. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Tangis Anisa pecah ketika mendengar kabar keranda berisi jasad adiknya, Harun Ar Rasyid, segera tiba di rumahnya kemarin siang, Jumat, 24 Mei 2019. Raungan remaja bergamis dan berkerudung hitam itu menjadi-jadi kala rombongan pembawa jenazah kian mendekat. Harun meninggal akibat rusuh 22 Mei lalu dan ditemukan di Kemanggisan, Jakarta Barat, bukan di Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, seperti kabar viral di media sosial.

“Aku mau gotong dan peluk Abang. Ini ada yang jahat sama Abang,” ujar Anisa, 19 tahun, sambil terduduk di kursi di rumahnya, RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, seperti dikutip dari Koran Tempo edisi hari ini, Sabtu, 25 Mei 2019.

Baca: Kerusuhan 22 Mei: Massa Bakar Bus Polisi dan Rusak Pospol Slipi

Anisa memanggil adiknya yang berusia 15 tahun itu dengan sebutan “Abang.” Harun adalah satu-satunya anak lelaki dari tiga bersaudara di rumah itu. Ayah mereka, Didin Wahyudin, sehari-hari bekerja sebagai sopir di bengkel mobil. Sesekali, Didin juga menarik ojek online.

Unjuk rasa menolak hasil pemilihan presiden yang berujung rusuh pada 21 dan 22 Mei lalu merenggut nyawa delapan orang. Salah satunya ialah Harun, siswa Kelas VII SMP Islam Assa’adatul Abadiyah.

Kawan Harun, berinisial ATS, tak menyangka jika ajakan untuk melihat demonstrasi pada Rabu siang lalu, 22 Mei 2019, itu berujung kematian kawannya. “Ayo, coba lihat ke Slipi. Katanya di sana ada demo,” kata dia menirukan ajakan Harun.

Menggunakan sepeda motor ATS, sekitar pukul 14.00 WIB, Harun bersama ATS lantas menuju daerah Slipi, Jakarta Barat, untuk melihat massa yang sejak siang berunjuk rasa. Sebelumnya, massa di jembatan layang Slipi bentrok dengan polisi.

Harun dan ATS berbaur dengan massa itu sampai malam hari, ketika massa kembali bentrok dengan polisi. “Saya terpisah dengan Harun akibat gas air mata,” ujar ATS, 15 tahun.

Dia mengira Harun telah pulang ke rumahnya. ATS pun memutuskan untuk pulang sendiri. Namun, pada Kamis pagi, ia terkejut mendapatkan kabar Harun telah meninggal.

Rabu malam itu, Harun ditemukan tergeletak di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, sekitar satu kilometer dari lokasi bentrok massa dengan aparat di jembatan Slipi.

Salah seorang warga yang menemukan Harun adalah Dede Gunawan, kenalan keluarga korban. Tapi, awalnya Dede tak mengetahui bahwa salah satu korban yang dia gotong ke ambulans adalah Harun. Pria 48 tahun ini hanya mengingat kondisi tubuh anak bercelana pendek bermotif kotak-kotak itu berlumuran darah. “Enggak lihat jelas lukanya,” ujar Dede.

Dede baru mengetahui bahwa anak tanpa baju dan alas kaki yang ditolongnya itu tewas dari sopir ambulans yang kembali dari Rumah Sakit Dharmais. Menurut sang sopir, anak itu meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Belakangan, Dede baru mengetahui bahwa anak yang ia tolong adalah Harun.

Dede menjelaskan, ketika kericuhan kembali pecah pada malam hari, jarak antara polisi dan massa cukup jauh. Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa. Tapi tak sempat terjadi kontak fisik.

Baca juga: Massa Demo Bawaslu Bakar Asrama Brimob Petamburan

Tempo sempat melihat video ketika Harun dalam ambulans serta foto korban setelah di rumah sakit. Dari video dan foto itu terlihat bagian atas tangan Harun, dekat pundak kiri, dibalut perban dan plester. Menurut seorang relawan yang menolong Harun, bagian dada korban tampak bengkak.

ATS pun mengaku kapok menonton unjuk rasa seperti pada Rabu lalu saat terjadi rusuh 22 Mei. “Gara-gara demo kemarin saya kehilangan teman,” kata dia saat menghadiri pemakaman Harun di Taman Pemakaman Umum Duri Kepa, Kebon Jeruk, pada Jumat, 24 Mei 2019.

INGE KLARA | GANGSAR PARIKESIT

Berita terkait

Debat Capres: Anies Baswedan Sebut Harun Al Rasyid Tewas Ditembak, Kasus Belum Tuntas Sampai Sekarang

13 Desember 2023

Debat Capres: Anies Baswedan Sebut Harun Al Rasyid Tewas Ditembak, Kasus Belum Tuntas Sampai Sekarang

Saat debat capres, Anies Baswedan sebut Harun Ar-Rasyid yang tewas saat memprotes hasil Pemilu 2019, begini peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Sosok Harun Al Rasyid yang Disinggung Anies di Debat, Tewas Ditembak saat Kerusuhan 22 Mei

12 Desember 2023

Sosok Harun Al Rasyid yang Disinggung Anies di Debat, Tewas Ditembak saat Kerusuhan 22 Mei

Calon wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menyebut nama Harun Al Rasyid dalam debat pertama calon presiden pemilu tahun 2024

Baca Selengkapnya

Kembali ke Persidangan, Kivlan Zen Curigai Dendam Wiranto

18 Desember 2019

Kembali ke Persidangan, Kivlan Zen Curigai Dendam Wiranto

Persidangan Kivlan Zen sempat terhenti lebih dari satu bulan lantaran menunggunya selesai berobat.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Habil Marati Ungkap Rencana Eksekusi Yunarto Wijaya

7 November 2019

Saksi Sidang Habil Marati Ungkap Rencana Eksekusi Yunarto Wijaya

Di sidang Habil Marati, saksi ungkap terima perintah dari Kivlan Zen. Yunarto Wijaya disebut sebagai pengkhianat bangsa.

Baca Selengkapnya

Di Sidang, Saksi Sebut Wiranto dan Luhut Pengkhianat TNI

1 November 2019

Di Sidang, Saksi Sebut Wiranto dan Luhut Pengkhianat TNI

Terdakwa perkara kepemilikan senjata api ilegal, Helmi Kurniawan alias Iwan, menganggap Wiranto dan Luhut Binsar Panjaitan sebagai pengkhianat TNI

Baca Selengkapnya

Uang Beli Senjata Api, Saksi Tegaskan Hubungan Habil dan Kivlan

31 Oktober 2019

Uang Beli Senjata Api, Saksi Tegaskan Hubungan Habil dan Kivlan

Saksi sebut Kivlan bilang uang (untuk membeli senjata api) dari Habil Marati. Mengaku yunior yang patuh kepada senior.

Baca Selengkapnya

Sidang Habil Marati, Saksi Ungkap Perintah Kivlan Zen

31 Oktober 2019

Sidang Habil Marati, Saksi Ungkap Perintah Kivlan Zen

Satu terdakwa kepemilikan senjata api ilegal dalam kerusuhan 22 Mei lalu bersaksi di perkara yang sama dengan terdakwa politikus PPP Habil Marati.

Baca Selengkapnya

TPF Komnas HAM: Polisi Lakukan Kekerasan pada Kerusuhan 22 Mei

28 Oktober 2019

TPF Komnas HAM: Polisi Lakukan Kekerasan pada Kerusuhan 22 Mei

Tim Pencari Fakta Komnas HAM merilis hasil temuan mereka atas tindakan kekerasan anggota polisi dalam kerusuhan 22 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

28 Oktober 2019

Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

Komnas HAM menyatakan dari sembilan korban yang tewas di Jakarta, delapan orang di antaranya meninggal akibat peluru tajam.

Baca Selengkapnya

Dari Demo ke Demo, Kisah Dokter Tersangka Kasus Ninoy Karundeng

18 Oktober 2019

Dari Demo ke Demo, Kisah Dokter Tersangka Kasus Ninoy Karundeng

Dokter Insani disangka ikut melakukan interogasi dan tak memberikan pengobatan kepada Ninoy Karundeng yang mengalami luka akibat dianiaya demonstran

Baca Selengkapnya