Polusi Udara di Jakarta Bertambah, Warga di CFD Resah

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 7 Juli 2019 12:03 WIB

Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup Pemerintahan DKI JAKARTA yang berada di Bundaran HI menunjukan kualitas udara dalam kategori sedang pada Sabtu siang 6 Juli 2019. Tempo/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Langit Jakarta sekitar Monas dan Bundaran HI pagi ini nampak samar dan banyak warga yang ikut Car Free Day (CFD) menyadari akan hal itu sebagai bukti polusi udara membayangi DKI Jakarta.

Suhu yang panas tidak terasa apakah hujan akan turun. Seorang warga bernama Pandoyo Ahad 7 Juli 2019 mengayuh sepedanya dari Fatmawati menuju Monas ingin menikmati udara segar di Monas sembari CFD. Namun kata dia untuk mendapati udara segar saat ini memang sulit.

Baca : Polusi Udara Terburuk, Jakarta Hanya Punya 8 Pemantau Udara

Pandoyo mengatakan udara Jakarta saat ini tidak begitu bersahabat, apalagi bagi dia yang bersepeda. Polusi kendaraan yang semakin hari tidak bisa di hindari dan tak terbendung.

"Enakan diam di rumah sebenarnya, di luar udara sudah tidak baik, tapi karena saya suka sepedahan dan sering CFD ke Monas jadi mau tidak mau di telan saja," ujar Pandoyo di seputaran Monas, Minggu 7 Juli 2019.

Pria 55 tahun itu tidak bisa berharap banyak kepada pemerintah. Menurut dia dengan adanya CFD sedikit tidaknya bisa mengurangi polusi. "Saya senang sekali CFDan, walaupun sebentar saja, ini juga bisa ngurangin polusi," ujar dia.

Warga menggunakan masker saat berjalan di Pedestrian Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. TEMPO/Muhammad Hidayat

Advertising
Advertising

Udara memburuk juga di rasakan oleh Eka, seorang mahasiswi di Jakarta. Dia mengakui kualitas udara saat ini sungguh memprihatinkan.

Mahasiswa semester tujuh itu menyebut bahwa Jakarta memang gudangnya polusi. Bagi dia keluar rumah itu cukup kalau kerja dan kuliah. Selebihnya kata dia, memilih diam di rumah jauh lebih enak dari pada di luar yang penuh polusi.

"Kalau tidak ada kepentingan banget lebih baik diam di rumah, itu bisa membantu mengurangi polusi juga dan kalaupun keluar rumah usahakn naik kendaraan umum," kata dia.

Baca juga : KLHK Dorong DKI dan Bodetabek Gencar Atasi Pencemaran Udara

Eka berharap setidaknya pemerintah lebih gencar lagi menghimbau masyarakat supaya lebih banyak untuk menggunakan trasnportasi umum karena ini bisa lebih membantu. Selain itu dia ingin pemerintah memperbanyak adanya penanaman pohon atau membuat taman hijau.

"Maunya sih masyarakat bisa sadar sendiri bagaimana mengurangi polusi udara dengan cara menggunakan transportasi umum jika hendak pergi kerja atau kemana saja," demikian harapan Eka.

MUH HALWI | DA

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

1 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

7 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

29 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

44 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

47 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

48 hari lalu

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

48 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

Udara Jakarta memburuk menjelang libur panjang akhir pekan. Merujuk data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ke-10 dari kota besar di dunia.

Baca Selengkapnya

Anak Buahnya Bubarkan Aksi untuk Palestina saat CFD, Ini Penjelasan Kasatpol PP DKI

55 hari lalu

Anak Buahnya Bubarkan Aksi untuk Palestina saat CFD, Ini Penjelasan Kasatpol PP DKI

Petugas Satpol PP DKI membubarkan massa yang menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di area car free day (CFD) pada Ahad kemarin

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Bangkok Polusi Udara Parah, Pegawai Diminta Kerja dari Rumah

15 Februari 2024

Bangkok Polusi Udara Parah, Pegawai Diminta Kerja dari Rumah

Polusi udara parah melanda Bangkok, ibu kota Thailand. Pegawai pun diminta kerja dari rumah.

Baca Selengkapnya