Polusi Udara di DKI Disebut Buruk, Warga Belum Rasakan Perbedaan

Minggu, 7 Juli 2019 13:56 WIB

Warga menggunakan masker saat berkendara di Kuningan, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Indeks kualitas udara Jakarta menyentuh angka 164, masuk dalam kategori tidak sehat (151-200). TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Belasan warga masyarakat yang mengikuti hari bebas kendaraan atau car free day (CFD) di Jalan Thamrin mengaku tak begitu merasakan dampak dari buruknya kualitas udara Jakarta akibat polusi udara.

Mereka menjelaskan udara yang terasa pada Ahad pagi, 7 Juli 2019 sama seperti di hari-hari sebelumnya.

Baca : Polusi Udara di Jakarta Bertambah, Sebagian Warga di CFD Resah

"Sama aja, sih. Saya ngerasanya (seperti hari biasa). Mungkin kotor atau ga sehatnya di kawasan yang dekat pabrik," ujar Andika Surya, warga Sunter, Jakarta Utara, saat tengah berolahraga di CFD yang ditemui Tempo.

Andika mengatakan selama ini tak memiliki masalah kesehatan apapun, khususnya pada pernapasan. Di rumahnya pun Andika menjelaskan tak ada keluarga yang sakit pada pernapasan.

Pernyataan serupa juga disampaikan Isna Cahya, warga Kalibata, Jakarta Selatan. Ia mengaku belum merasakan langsung buruknya kualitas udara di Jakarta.

Advertising
Advertising

"Tapi kalau sekarang kerasanya lebih panas aja, padahal masih pagi. Mungkin masyarakat harus lebih banyak pohon dan ngurangin naik kendaraan pribadi," ujar Isna.

Suasana langit di dekat Stadion Gelora Bung Karno yang penuh dengan polusi udara di Jakarta, 27 Juli 2018. Menjelang berlangsungnya Asian Games 2018, masih banyak pekerjaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi Jakarta. Salah satunya masalah polusi udara. REUTERS/Beawiharta

Dari data penunjuk kualitas udara milik Dinas Lingkungan Hidup di Bundaran HI, udara Jakarta pagi ini berada di level sedang atau satu tingkat di bawah sehat. Dalam alat pemantau kualitas udara di Bundaran HI terlihat kandungan PM 10 berada di angka 61 µgram/m3 atau sedang.

Dikutip dari laman resmi bmkg.go.id, PM10 atau Partikulat adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer), contoh dari PM10 adalah debu jalanan. Nilai Ambang Batas (NAB) PM10 adalah 150 µgram/m3.

Pada pekan lalu, situs penyedia peta polusi udara AirVisual mencatat bahwa DKI Jakarta merupakan kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia. Laman AirVisual menyebutkan bahwa Air Quality Index-nya (AQI) memiliki nilai 208 per Rabu pagi, 26 Juni 2019 pukul 08.33 yang artinya udara di Jakarta sangat tidak sehat.

Baca : Polusi Udara Terburuk, Jakarta Hanya Punya 8 Pemantau Udara

Setelah Jakarta, ada kota Lahore di Pakistan, Hanoi di Vietnam, Dubai di Uni Emirat Arab, serta Wuhan di China yang masuk lima besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi dunia.

Namun meskipun udara Jakarta sempat menjadi yang terburuk terkait polusi udara, warga tetap berbondong memadati momen CFD.

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

3 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

8 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

30 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

45 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

48 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

49 hari lalu

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

49 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

Udara Jakarta memburuk menjelang libur panjang akhir pekan. Merujuk data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ke-10 dari kota besar di dunia.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Bangkok Polusi Udara Parah, Pegawai Diminta Kerja dari Rumah

15 Februari 2024

Bangkok Polusi Udara Parah, Pegawai Diminta Kerja dari Rumah

Polusi udara parah melanda Bangkok, ibu kota Thailand. Pegawai pun diminta kerja dari rumah.

Baca Selengkapnya

Survei Sebut Mayoritas Warga Jakarta Setuju Tilang Uji Emisi Diberlakukan

4 Februari 2024

Survei Sebut Mayoritas Warga Jakarta Setuju Tilang Uji Emisi Diberlakukan

Survei yang dilakukan Populix mengungkapkan bahwa mayoritas warga Jakarta setuju jika sanksi tilang uji emisi diberlakukan.

Baca Selengkapnya