Sejumlah pencari suaka melintas untuk memasuki bus saat akan dipindahkan dari trotoar kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2019. -Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan pihaknya akan menampung dan memindahkan sementara para pencari suaka yang saat ini memadati trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. ANTARA/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Pencari suaka dari berbagai negara yang menetap di penampungan sementara di gedung bekas Kodim Kalideres, Jakarta Barat, mendapatkan pengobatan gratis dari Puskesmas Kalideres.
Sebelum menempati tempat penampungan sementara di Kalideres, para pencari suaka ini tinggal di trotoar Jalan Kebon Sirih. Kemarin ada 260 orang yang pencari suaka dan pengungsi yang dipindahkan ke Kalideres.
Pengobatan gratis ini diberikan Pemerintah DKI Jakarta sebagai wujud rasa kemanusiaan terhadap kondisi pengungsi suaka korban konflik perang, sehingga tidak bisa kembali ke negara asal mereka. Antrean pengobatan gratis didominasi para perempuan dan anak-anak serta warga lanjut usia.
"Saya mau konsultasi dengan dokter, isterinya saya hamil sembilan bulan," kata Sadiq, pengungsi asal Somalia saat ditemui di lokasi penampungan sementara di Kalideres, Jakarta Barat, Jumat 12 Juli 2019.
Sadiq berharap setelah bertemu dokter dan memeriksakan kehamilan isterinya itu, bayinya dapat lahir dengan selamat.
Adapun Madina, pencari suaka asal Ethiopia, yang ikut dalam antrean pengobatan gratis itu ingin memeriksakan anaknya. "Anak saya menderita batuk dan flu, mau minta obat agar dia bisa sembuh," ujar Madina.
Pengobatan gratis ini hanya berlangsung sehari saja. Apabila ada pengungsi dan pencari suaka yang menderita penyakit berat, dokter akan merujuk mereka ke puskesmas atau rumah sakit terdekat guna mendapatkan penanganan medis secara intensif. Selain pengobatan gratis, pemerintah setempat juga memberikan makanan-minuman, air bersih, listrik dan penampungan sementara.