Cabai Tembus Rp 80-90 Ribu, Ini Siasat Warung Nasi di Bekasi
Reporter
Adi Warsono (Kontributor)
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 18 Juli 2019 14:39 WIB
TEMPO.CO, Bekasi -Harga cabai rawit merah di Bekasi, Jawa Barat masih cukup tinggi yaitu Rp 80 hingga 90 ribu perkilogram.
Kenaikan yang signifikan semenjak dua pekan terakhir ini berimbas terhadap para pedagang nasi atau warung nasi di wilayah setempat. Mereka pun bersiasat mengatasi harga cabai yang meroket tersebut
"Tadi siang belanja di Pasar Baru Bekasi setengah kilogram Rp 45 ribu," ujar Entin, pedagang warung nasi di Jalan Juanda, Bekasi Timur, Kamis, 18 Juli 2019. Harga itu lebih mahal Rp 5000 jika dibandingkan belanja saat pagi hari.
Entin mengatakan belanja itu untuk kebutuhan bumbu dan sambal di warungnya. Menurut sejak harga cabai naik gila-gilaan, ia terpaksa mengurangi produksi sambal, meskipun konsumen mulai komplain dengan sedikitnya ketersediaan sambal. "Biasanya bikin sewajan sambal, tapi sekarang paling banyak hanya semangkok," kata Entin.
Sementara itu, bagi pedagang nasi Padang menyiasati mahalnya cabai dengan mengurangi porsi sambal. Selama konsumen tidak meminta tambahan, penjual mendiamkan saja.
"Karena ada juga konsumen diberi sambal, tidak dimakan habis," kata pedagang nasi Padang di Jalan Kartini, Norman
Berdasarkan pengamatan Tempo di Pasar Baru Bekasi, para pedagang di sana menjual cabai dengan harga Rp 80 ribu sekilo. Mereka beralasan pasokan dari petani mengalami penurunan, sementara permintaan di masyarakat tetap tinggi.
"Ngambilnya saja dari Pasar Induk Cibitung sudah Rp 70 ribu, jadi kami jualnya Rp 80 ribu," ujar Ibnu Fajar, seorang pedagang cabai di sana.
Ia mengatakan, kenaikan harga cabai mulai awal Juli lalu. Normalnya, di pasaran hanya berkisar Rp 25 ribu sekilo. Menurut dia, kenaikan secara bertahap mulai dari Rp 5000 sampai Rp 15 ribu perkilogram. "Penyebabnya diduga karena kemarau panjang, sehingga produksi cabai di petani mengalami penurunan," kata Fajar lagi.