Sebab Polusi Udara Kata Anies: Dari Warga Sampai Kemarau
Reporter
Adam Prireza
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 1 Agustus 2019 09:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara Jakarta menjadi topik hangat belakangan ini. Diawali adanya gugatan warga negara yang persidangannya akan dimulai di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari ini, tudingan Gubernur Anies Baswedan salah warga dan PLTU, hingga terungkapnya data-data yang menunjukkan udara Jakarta tak sehat dan bahkan terburuk di dunia.
Data polusi udara ramai dicuplik dari situs AirVisual berisi Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI). Data pada 1 Agustus 2019, saat artikel ini dibuat, misalnya, menunjukkan rata-rata kualitas udara di Jakarta terburuk kedua versi laman itu.
Indeks kualitas udara Jakarta berdasarkan konsentrasi partikel 2,5 ppm tertulis 153. Hanya selisih dua poin dari Ulaanbaatar, Mongolia, di peringkat pertama. Kualitas udara beberapa kota lain di India dan Cina jauh lebih baik pada hari ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tercatat telah memberi pernyataan atas buruknya kualitas udara Jakarta. Dia menyatakan sedang menyusun langkah konkret yang masih dimatangkan.
Berikut adalah deretan pernyataannya tentang sebab polusi udara di Jakarta,
1. Salahkan warga pengguna kendaraan pribadi
Anies menyebut polusi udara tak lepas dari andil warga Jakarta yang melakukan mobilitas menggunakan kendaraan pribadi. Kalau masyarakat tak ingin ikut andil dalam mengotori udara Jakarta, maka seharusnya menggunakan kendaraan umum, sepeda, atau jalan kaki. "Anda juga ke sini naik motor? Motor Anda ikut membantu membuat kualitas udara kita menjadi seperti sekarang ini," ujar Anies pada April 2019.
Saat itu LBH Jakarta dan YLBHI baru saja membuka pos pengaduan pencemaran udara Jakarta. Dua lembaga tersebut menilai kualitas udara Jakarta sangat buruk dan mengancam kesehatan masyarakatnya. Padahal hak atas udara bersih merupakan bagian dari hak atas lingkungan hidup baik dan sehat sebagaimana dimandatkan dalam Pasal 28H UUD 1945.
<!--more-->
2. Tuding pembangkit listrik pengguna batu bara
Anies menyebut penyumbang terbesar polusi udara di Ibu Kota adalah pembangkit listrik tenaga batubara. Ia mengatakan, pemerintah DKI telah memiliki data sumber-sumber utama polusi udara. "Saya mau presentasikan khusus karena komponen polusi Jakarta bukan hanya kendaraan bermotor tapi yang juga yang besar adalah pembangkit listrik tenaga batubara," kata Anies pada 6 Juni 2019.
3. Efek kemarau
Mantan Menteri Pendidikan di tahun pertama pemerintahan Presiden Jokowi ini mengatakan musim kemarau saat ini memperburuk kualitas udara di Ibu Kota. Dia menyebut penyebab utama pencemaran udara di Jakarta adalah emisi alias gas buang kendaraan. Volume kendaraan di Jakarta bakal membawa ke masalah kualitas udara.
"Musim kering ini telah berkontribusi terhadap bagaimana kondisi kualitas udara di Jakarta," kata Gubernur Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Selasa, 2 Juli 2019.
4. Curigai kemacetan di Tol JORR
Anies mencurigai satu penyebab buruknya kualitas udara Jakarta adalah akibat aktivitas kendaraan berat yang menumpuk di jalan tol lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (tol JORR). "Salah satu kecurigaan kami ada kepadatan kendaraan berat di JORR pada malam," kata Anies, 29 Juli 2019.
Dia menyebutkan kondisi tersebut berdampak dengan kualitas udara yang sudah buruk sejak pagi. Hal tersebut, kata dia, terpantau oleh alat pemantau udara milik DKI di Jagakarsa, Jakarta Selatan. "Nanti kami pastikan apakah kendaraan yang memasuki wilayah JORR itu memenuhi uji emisi agar tidak menimbulkan masalah," kata Anies.