Santap PMTAS yang Sudah Basi Penyebab Balita Meninggal di Koja

Jumat, 20 September 2019 19:18 WIB

Ilustrasi Keracunan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono mengatakan tidak ada yang salah dengan Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) di SD Negeri 19 Koja, Jakarta Utara. Dia merujuk pada peristiwa dua anak muntah-muntah dan satu di antaranya yang masih balita meninggal usai menyantap makanan tambahan dari sekolah itu.

Menurut Ratiyono, hidangan makanan diberikan dalam waktu yang tak tepat menjadi sebab masalah. "Makanan itu kalau dikonsumsi tepat waktu tidak bahaya, tapi itu dikasih saat sudah basi," ujar Ratiyono kepada Tempo, Jumat 20 September 2019.

Ratiyono menjelaskan makanan PMTAS selama ini disediakan oleh Komite Sekolah. Selama itu pula, para siswa tak pernah mengalami keracunan.

Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati juga mengklaim telah mengecek kelayakan lokasi pengolahan makanan sehat di SDN 19 Tugu Utara, Kecamatan Koja, terkait peristiwa balita meninggal di Koja. Dari pengecekan diperoleh hasil bahwa makanan buatan komite sekolah itu bebas kuman atau penyakit.

Sebelumnya, menu makanan sehat yang merupakan program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah dari SDN 19 Tugu Utara diduga telah menyebabkan dua kakak beradik muntah-muntah dan buang air. Kisahnya berawal dari sang kakak yang membawa pulang menu nasi goreng dari sekolah pada Rabu 11 September lalu. Anak berusia delapan tahun itu lalu membagi makanan pemberian sekolah itu kepada sang adik, balita berusia 3,5 tahun.

Tak lama kemudian, keduanya mengalami muntah-muntah. Keduanya dilarikan ke puskesmas terdekat tapi hanya sang kakak yang pulih. Si balita harus dirujuk ke RSUD Koja karena kejang dan akhirnya meninggal dalam perawatan di RSUD pada Kamis, 12 September.

Yudi tak menjawab ketika ditanya kondisi murid lainnya yang menyantap makanan yang sama pada hari dua kakak beradik itu muntah-muntah. Dia mengarahkan Tempo agar merujuk pada keterangan resmi yang dikeluarkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti, saat diminta keterangannya, juga tak menerangkan soal jumlah anak yang mungkin menjadi korban seperti dua kakak beradik itu. Dalam keterangan resminya, dia hanya menyatakan sedang menyelidiki penyebab meninggalnya si balita.

Kepala SDN 19 Tugu Utara, Walisa Tri Agustiningsih, juga tak mau memberikan klarifikasi. Walisa menyebut telah memberikan seluruh data kepada Dinas Kesehatan DKI.

Hanya Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara Momon Sulaiman yang bersedia menjawab. Dia membantah ada lebih banyak siswa yang menjadi korban usai menyantap menu nasi goreng yang sama. "Tidak benar," ujar Momon, Senin malam, 16 September 2019.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

26 hari lalu

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.

Baca Selengkapnya

Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

26 hari lalu

Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

31 hari lalu

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

Kepala Kejati Sumbar Asnawi bepergian dengan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi ke Arab Saudi mendapat sorotan. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Sidak di Terminal Tirtonadi Solo, Petugas Dinkes Temukan Makanan Kering Kedaluwarsa

42 hari lalu

Sidak di Terminal Tirtonadi Solo, Petugas Dinkes Temukan Makanan Kering Kedaluwarsa

Dalam sidak menjelang musim mudik Lebaran 2024 di Terminal Tirtonadi, Solo, ditemukan seumlah makanan kering kedaluwarsa di salah satu kantin.

Baca Selengkapnya

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

43 hari lalu

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.

Baca Selengkapnya

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

44 hari lalu

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

Disdik DKI jakarta telah menyiapkan posko pelayanan untuk program KJMU. Tujuannya, untuk memastikan bantuan pendidikan lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

50 hari lalu

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

55 hari lalu

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

DPRD DKI akan memanggil Dinas Pendidikan terkait polemik KJMU.

Baca Selengkapnya

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

56 hari lalu

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

Pencabutan KJMU oleh Pemerintah DKI Jakarta menjadi sorotan perbincangan publik di media sosial

Baca Selengkapnya

Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

28 Februari 2024

Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

Polresta Tangerang tengah menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami balita berusia 4 tahun itu.

Baca Selengkapnya