DKI Bakal Bahas Nasib Pencari Suaka dengan UNHCR Pekan Ini

Senin, 23 September 2019 12:31 WIB

Sejumlah pencari suaka beraktivitas di trotoar di dekat kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2019. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah DKI Jakarta bersama Pemerintah Pusat dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) akan menggelar pertemuan untuk membahas nasib para pencari suaka yang berada di Ibu Kota. Menurut Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta, Taufan Bakri, pertemuan akan digagas Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan pada pekan ini.

“Akan diputuskan ke mana mereka (pencari suaka) tinggal. Karena informasi yang kami terima, uang yang mereka terima untuk sewa kost atau kontrakan sudah habis,” kata Taufan kepada TEMPO, Ahad, 22 September 2019.

Menurut Taufan, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi tentang rencana UNHCR terhadap para pengungsi yang kini sebagian besar sudah kembali berada di eks gedung Kodim Kalideres. Puluhan pengungsi sebelumnya sempat kembali menempati trotoar Kebon Sirih, dekat kantor UNHCR sejak 13 September lalu.

Akhir Agustus lalu, DKI sebenarnya sudah menutup secara permanen tempat pengungsian di Kalideres itu dengan alasan keterbatasan biaya. Namun akhirnya DKI kembali membuka gedung itu Wakil Presiden Jusuf Kalla menginstruksikan agar para pengungsi itu tetap difasilitasi.

Meski begitu, Taufan mengatakan Pemprov DKI hanya bisa memberikan fasilitas tempat tinggal sementara, tanpa kelengkapan kebutuhan pokok lainnya. “Kodim dibuka lagi karena mereka datang dan tinggal lagi di Kebon Sirih. Jadi Kodim bukan tempat pengungsian pencari suaka, tetapi penampungan sementara hingga ada keputusan,” kata dia.

Advertising
Advertising

UNHCR sebelumnya sempat mengambil tindakan para pengungsi itu dibawa ke daerah Tebet, Jakarta Selatan. Mereka dibagikan sejumlah uang tunai sebagai bekal mencari tempat tinggal berupa kost atau kontrakan. Namun satu persatu pengungsi kembali ke eks gedung Kodim dengan alasan kehabisan uang.

Salah satu pencari suaka asal Afghanistan, Ali, mengatakan UNHCR hanya memberikan uang tunai Rp 1 juta kepada setiap kepala keluarga. Uang tersebut langsung habis untuk menyewa kost atau kontrakan yang memakan biaya hingga Rp 800 ribu. Sedangkan uang sisanya hanya mampu memenuhi kebutuhan harian kurang dari seminggu. “Kami akan di sini (trotoar Jalan Kebon Sirih) hingga UNHCR memberikan bantuan. Karena mereka sudah janji,” kata Ali.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial tentang nasib pencari suaka yang kembali ke Kalideres dan Kebon Sirih. Menurut dia, pemerintah tengah mencari cara untuk menemukan lokasi penampungan sementara bagi para pencari suaka sebelum dipindahkan ke daerah Bambu Apus. “Kami (Pemprov DKI) juga tak bisa langsung mengusir saja,” kata dia.

Berita terkait

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

7 hari lalu

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

Polda Papua membantah warga di Kampung Pogapa mengungsi akibat kontak senjata antara TNI-Polri dan TPNPB.

Baca Selengkapnya

Polda Papua Bilang Warga Distrik Borme Mengungsi Setelah KKB Teror Jemaat Gereja

8 hari lalu

Polda Papua Bilang Warga Distrik Borme Mengungsi Setelah KKB Teror Jemaat Gereja

Kelompok bersenjata dilaporkan melakukan penyerangan dan dan perampasan barang milik jemaat gereja di Distrik Borme, Papua.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

16 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

20 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

20 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

34 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

37 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

42 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

43 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

48 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya