Ketua RT Tak Yakin Pensiunan Jenderal Terlibat Kasus Bom Molotov

Senin, 30 September 2019 18:36 WIB

Ilustrasi bom molotov. shutterstock.com

TEMPO.CO, Tangerang - Sejumlah tetangga Laksamana (Purn) berinisial SS yang dituding terlibat dalam kasus pembuatan bom molotov mengaku kaget. Mereka tak yakin dengan tudingan polisi terhadap pria berusia 60 tahun tersebut.

Ketua RT kediaman SS di Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Heri Novianto, menyatakan sangat mengenal pria yang sehari-hari akrab disapa Pak Haji itu. Karena itu, dia meragukan tudingan polisi bahwa SS terlibat dalam kasus pembuatan bom molotov yang rencananya akan digunakan pada demo Mujahid 212 Sabtu kemarin.

"Dia sesepuh di sini, jika ada masalah warga selalu konsultasi. Pribadinya sangat terbuka, bergaul dan membaur dengan warga. Sepertinya imposible dia terlibat bom molotov," kata Heri ditemui Tempo Senin 30 September 2019 di warungnya yang bernama Warung Kepo.

Heri mengaku tak diberitahukan aparat kepolisian ketika kediaman SS digeledah pada Sabtu dini hari kemarin. Padahal, dia sedang berada di rumahnya yang tak jauh dari tempat kejadian. Dia menyatakan hanya mendapatkan laporan dari satpam perumahan pada Sabtu pagi.

Heri mengatakan SS malam itu sempat bercengkrama dengan warga sekitar pada Jumat malam itu di warungnya. SS dan warga berkaraoke hingga pergantian hari.

Advertising
Advertising

"Anak buah saya di warung cerita Pak Haji S nyanyi di warung bareng warga pada Sabtu malam sampai pukul 24.00, warung kami biasa tutup pukul 22.00 karena pada nyanyi ya nunggu selesai," kata Heri. "Nyanyi lagu lawas seperti Koes Plus sama lagu barat tapi yang lawas," kata anak buah Heri tersebut.

Meskipun demikian, salah seorang penjaga warung Heri sempat mencurigai kehadiran orang asing yang menyaksikan SS bernyanyi. Bahkan beberapa hari sebelum penangkapan ada beberapa mobil silih berganti parkir di seberang gerbang Cluster Padjajaran, tempat kediaman SS.

Warung Kepo milik Heri lokasinya persis menempel di gerbang masuk sisi luar sebelah kiri Cluster tersebut. Sedangkan rumah SS jaraknya sepelemparan batu dari pos satpam tepat di gerbang masuk. Lokasi rumah bernomor 52 milik SS itu tepat berada di sebelah kanan pintu masuk gerbang Cluster Padjajaran, bagian hook.

Heri mengatakan SS sudah menempati rumahnya sejak delapan tahun silam. Selain ramah, menurut dia, SS tidak pernah bermasalah dengan tetangga.

"Malah satpam di sini bebas keluar masuk menumpang ke toilet di rumahnya, dia terbuka,"kata Heri.

Dalam pergaulan dengan warga pun SS tidak pernah menyinggung secuilpun perkataan ke arah demo, politik ataupun hukum. "Ngobrolin hal ringan dan suka nyanyi saja bareng warga,"kata Heri.

Heri juga mengatakan saat menerima tamu atau kolega biasanya selain di dalam rumah juga di saung di bagian garasi rumahnya.

Meski disebut-sebut calon legislatif dari Partai Berkarya DPR RI, namun tak ada gambar atau poster di rumahnya itu. Justru stiker dan kalender bergambar anaknya sebagai caleg DPRD Kota Tangerang yang tertera di rumah SS.

Stiker anaknya dari Partai Nasdem itu ada ditempel di kaca jendela rumah bagian depan, di tiang saung dan pada kalender yang ditempel di garasi mobil.

Heri mengatakan selain SS, anaknya juga gaul dan akrab dengan warga. "Dia seperti bapaknya membaur, tapi keduanya gagal masuk parlemen,"kata Heri.

Kini Heri mengaku tak tahu di mana warganya yang juga dosen tamu di Medan itu ditahan.
"Kami meminta media yang akan mengambil foto ijin karena kami belum tahu apakah Pak Haji S bersalah atau tidak. Kami warga masih meyakini ini imposible," katanya menggelengkan kepala.

SS ditangkap di jalan Permata Poris pada Sabtu dini hari saat hendak pulang ke rumahnya yang lain di Perumahan Cipondoh Makmur, Cipondoh, sepulang dari rumahnya di Taman Royal 2. Polisi juga menangkap sejumlah orang lainnya seperti dosen Institut Pertanian Bogor Abdul Basith, S alias L, YF, AU dan OS.

Mereka ditangkap setelah pulang dari rumah SS di Taman Royal 2. Di kediaman Abdul Basith, polisi mengaku menemui 28 bom molotov. Bom tersebut, menurut polisi, akan digunakan untuk membuat kerusuhan pada saat demonstrasi Mujahid 212 di depan Istana Negara Sabtu kemarin.

Aksi demonstrasi Mujahid 212 pada Sabtu lalu sendiri berlangsung relatif tertib. Namun massa tak bisa mendekat ke Istana setelah polisi menghalau mereka dengan pagar kawat berduri.

Berita terkait

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

23 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Korban Pengemudi Fortuner Berpelat Dinas TNI Sempat Khawatir Pengakuan Soal Jenderal Benar

31 hari lalu

Korban Pengemudi Fortuner Berpelat Dinas TNI Sempat Khawatir Pengakuan Soal Jenderal Benar

Para penumpang mobil yang ditabrak pengemudi Fortuner sempat khawatir pengakuan soal jenderal benar dan mereka akan dicari-cari.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

36 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

37 hari lalu

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

Gedung Putih memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah sebagai pembenaran ntuk eskalasi regional

Baca Selengkapnya

Geger Kaus Kaki Berlafaz Allah, Toko di Malaysia Diserang Bom Molotov

50 hari lalu

Geger Kaus Kaki Berlafaz Allah, Toko di Malaysia Diserang Bom Molotov

Malaysia digegerkan peredaran kaus kaki bertuliskan lafaz Allah. Toko yang menjual diserang dengan bom molotov.

Baca Selengkapnya

Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

51 hari lalu

Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

Jenderal militer AS mengatakan bahwa Washington belum memberikan semua senjata yang diminta Israel, karena AS tidak bersedia memberikannya saat ini

Baca Selengkapnya

Gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag Dilempar Benda Terbakar

58 hari lalu

Gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag Dilempar Benda Terbakar

Polisi Belanda telah meringkus seorang tersangka yang melemparkan benda terbakar ke gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag.

Baca Selengkapnya

KontraS Desak Istana Transparan soal Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan

4 Maret 2024

KontraS Desak Istana Transparan soal Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan

Jokowi sebelumnya mengatakan penganugerahan pangkat istimewa TNI untuk Prabowo sesuai dengan UU yang berlaku saat ini, yaitu UU No. 20 tahun 2009.

Baca Selengkapnya

Profil Rudini, Jenderal Bintang Empat yang Pernah jadi Ketua KPU

3 Maret 2024

Profil Rudini, Jenderal Bintang Empat yang Pernah jadi Ketua KPU

Rudini dikenal sebagai Jenderal bintang empat pertama setelah kemerdekaan.

Baca Selengkapnya

Profil 7 Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Pecat Prabowo dari TNI, Kini SBY dan Agum Gumelar Dukung PS di Pilpres 2024

3 Maret 2024

Profil 7 Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Pecat Prabowo dari TNI, Kini SBY dan Agum Gumelar Dukung PS di Pilpres 2024

Dewan Kehormatan Perwira memutuskan Prabowo bersalah dan memecatnya dari TNI pada 1998. Berikut profil 7 anggota DKP termasuk SBY dan Agum Gumelar.

Baca Selengkapnya