Pelajar Demo ke DPR dan Rusuh, Ini Kata Sekolah
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 1 Oktober 2019 06:30 WIB
TEMPO.CO, Depok - Sekolah yang mendapati muridnya hendak ikut demonstrasi ke DPR RI pada Selasa 30 September 2019 mengaku telah berulang kali memberi imbauan. Namun mereka menyatakan tak menjamin bisa mencegah.
Ini seperti yang dituturkan Wakil Kepala SMK Arjuna, Kota Depok, Isdianti. “Sudah sering banget diimbau, tapi kami nggak bisa awasi mereka (siswa) saat di luar sekolah,” katanya saat di Markas Polres Kota Depok, Senin petang 30 September 2019.
Saat itu Isdi datang untuk menjemput sebanyak 79 siswanya yang terjaring ingin ikut demonstrasi. Seperti yang terjadi Rabu pekan lalu, demo Senin 30 September pun diwarnai bentrokan dengan aparat keamanan dan berujung kerusuhan.
“Lumayan banyak hari ini, dari 347 siswa kami, sebanyak 79 memang absen tanpa keterangan,” kata Isdi.
Ditanya alasannya, Isdi mengatakan, para siswa itu mengaku hanya ikut-ikutan dengan siswa lainnya. Mereka disebutnya tidak mengerti betul aspirasi yang hendak disampaikan dalam unjuk rasa.
Sebagai efek jera, Isdi mengatakan, akan memberikan sanksi berupa surat pernyataan yang ditandatangani diatas materai. "Kalau dia melakukan lagi ya bisa dikeluarkan dari sekolah."
Kapolres Kota Depok, Ajun Komisaris Besar Azis Andriansyah, mengatakan, ada 179 pelajar dari 51 sekolah menengah atas dan kejuruan serta menengah pertama yang dijaring karena hendak menuju gedung DPR RI. “Mereka dihalau aparat dari sejumlah lokasi berbeda,” kata Azis.
Azis mengungkapkan, demonstrasi dilindungi undang-undang namun para pelajar itu digelandang karena khawatir dengan keselamatan para remaja tersebut. "Kami cegah dan lakukan pembinaan, kami data, dan panggil guru serta orang tuanya.”