Soal Penilaian Kinerja TGUPP, Fraksi PKS DPRD DKI Bilang Begini

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 6 Oktober 2019 11:15 WIB

Ilustrasi gedung DPRD DKI Jakarta. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Abdurahman Suhaimi menjelaskan penilaian kinerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan alias TGUPP tidak bisa diukur seperti bangunan atau melalui fisiknya. Sebab, TGUPP merupakan pembantu gubernur dalam merumuskan kebijakan.

"TGUPP ini hati dan otaknya gubernur. Karena dia akan memberikan masukan seperti dalam bidang kesehatan, masalah pantai Utara misalnya. Sesuai dengan bidang-bidang nya."

Karena tugasnya tersebut, kata dia, itu maka kinerja TGUPP tidak bisa dilihat langsung. Kinerja TGUPP bisa dilihat dari pencapaian yang telah dilakukan gubernur, terutama pemenuhan 23 janjinya dan realiasi program di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

"Jika 23 janji dipenuhi dengan baik dan masyarakat puas merupakan pencapaiannya," ujarnya. "Soal gaji besar dan kecil itu relatif. Tapi dilihat hasilnya."

Lebih jauh Suhaimi menuturkan anggaran TGUPP memang lebih baik menggunakan APBD langsung, ketimbang operasional gubernur. Alasannya, dengan menggunakan APBD anggaran yang dikeluarkan lebih terukur dan transparan. Selain itu, dengan dianggarkan APBD, TGUPP tidak bisa dikendalikan orang lain.

Advertising
Advertising

"Misalnya dibiaya dari pihak-pihak lainnya, maka itu bisa dikendalikan oleh orang-orang," ujarnya. "Kalau dianggarkan APBD jadi ada ukurannya dan bisa dipertanggungjawabkan. Ini kan orang-orang yang digaji APBD."

Dari data yang dihimpun Tempo, selama era Anies gaji TGUPP selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 pemerintah mengganggarkan TGUPP Rp 16,02 miliar dan meningkat menjadi Rp 18,9 miliar pada 2019.

Sedangkan, tahun 2020, Bappeda telah merevisi anggaran yang tertuang di plafon anggaran tahun depan dari Rp 26,5 miliar menjadi Rp 21,22 miliar untuk TGUPP. Adapun diketahui bahwa untuk gaji ketua TGUPP mencapai 51,5 juta perbulan.

Sedangkan, untuk ketua bidang Rp 41,4 juta, anggota tingkat satu Rp 31,7, anggota tingkat dua Rp 26,5 dan anggota tingkat tiga Rp 15,3 juta per bulan.

Anggota Fraksi PSI DKI William Aditya Sarana mempertanyakan peningkatan anggaran TGUPP.

Menurut dia, kenaikan anggaran TGUPP yang terjadi setiap tahun, tidak berbanding lurus dengan kinerjanya. "Banyaknya anggaran dan personel TGUPP juga tidak mencerminkan kinerja gubernur sekarang. Jadi sebenarnya boros-borosin anggaran."

Selain itu, ia juga menyorot sulitnya untuk melakukan pengawasan anggaran yang digunakan TGUPP, meski mereka menggunakan anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI. "Kami tidak bisa mengawasi langsung ke TGUPP," ujarnya. "Dilemanya di sini. Sudah anggaran besar hasilnya gak ada. TGUPP jadi bagi-bagi kursi jabatan saja."

Berita terkait

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

21 menit lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

38 menit lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Respons Penolakan Partai Gelora, Mardani Ali Sera Ingin PKS Tetap Jadi Oposisi

1 jam lalu

Respons Penolakan Partai Gelora, Mardani Ali Sera Ingin PKS Tetap Jadi Oposisi

Mardani Ali Sera menyarankan PKS berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

2 jam lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung ke Prabowo-Gibran, Berikut Rekam Jejak Partai Gelora

3 jam lalu

Tolak PKS Gabung ke Prabowo-Gibran, Berikut Rekam Jejak Partai Gelora

Partai Gelora menolak PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Berikut alasan dan profil partai yang didirikan oleh eks petinggi PKS itu.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak Partai Keadilan Sejahtera atau PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

4 jam lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

8 jam lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Manuver Partai Politik Pasca Putusan MK: Dukung Pemerintahan Prabowo hingga Masih Mengambang

9 jam lalu

5 Fakta Manuver Partai Politik Pasca Putusan MK: Dukung Pemerintahan Prabowo hingga Masih Mengambang

Pasca Putusan MK, Sekjen PKS menyebut, PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

17 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya