Penyebab PSI DKI Minta Pembahasan APBD 2020 Dipercepat

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 7 Oktober 2019 15:54 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai penandatanganan Mou Kebijakan Umum APBD Perubahan DKI 2019 di Jakarta, Rabu 14 Agustus 2019. TEMPO /TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta -Fraksi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI DKI Jakarta mendorong agar pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2020 bisa dipercepat.

Anggota Fraksi PSI DKI, William Aditya Sarana, mengatakan idealnya pembahasan APBD dilakukan selama tiga bulan.

Namun, karena alat kelengkapan dewan DKI belum terbentuk, maka paling cepat diperkirakan pembahasan APBD pada akhir Oktober 2019. "Tapi kalau seperti ini pembahasan APBD Rp 96 triliun yang mestinya tiga bulan mana bisa dikejar dalam satu bulan," kata William melalui pesan singkat, Senin, 7 Oktober 2019. "Makanya kami ingin dipercepat."

PSI menyatakan akan mengaudit setiap mata kegiatan yang diajukan di APBD 2020, untuk mencegah adanya anggaran siluman. Partainya pun telah mempelajari dan menginventarisasi kegiatan-kegiatan yang bakal dikritisi saat pembahasan anggaran nanti.

Salah satu anggaran yang telah dikritisi adalah pembelian lisensi dan antivirus di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI yang mencapai Rp 12 milliar, yang tertuang di Kebijakan Umum Anggaran - Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.

Padahal, di tahun sebelumnya DKI hanya menganggarkan untuk menyewa antivirus saja sebesar Rp 200 juta. "Ini kan (pembelian lisensi dan antivirus) sampai sekarang kami belum tahu rasionalisasinya apa," ujarnya. "Nanti kami akan soroti lagi anggarannya. Terutama pada saat pembahasan anggaran."

Selain itu, PSI ingin mempertanyakan urgensi semua mata anggaran yang telah tertuang KUA-PPAS 2020. Apalagi, sebelumnya, kata dia, belum pernah ada pembelin perangkat lunak dan antivirus tersebut dari tahun 2016-2019. "Pada tahun 2016-2019 hanya sewa antivirus sebesar Rp 100-200 jutaan."

Kepala Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan Muhammad Nurrahman menjawab soal plafon anggaran untuk lisensi dan antivirus yang mencapai Rp 12 miliar tahun depan. Menurut Nurrahman, plafon anggaran melonjak karena kebutuhan membeli lisensi Microsoft Office dan database Oracle pada 2020. Masing-masing disebutkannya mencapai Rp 4 dan 6,4 miliar.

Khusus kebutuhan database Oracle, Nurrahman menyebut pengembangan aplikasi di situs dan android untuk memudahkan warga mengurus catatan kependudukan. Dia merujuk kepada aplikasi bernama Alpukat Betawi.

"Lisensinya itu mahal, satu server. Dia kan hitungannya per prosesor. Satu server itu 16 prosesor, 16 core. Untuk pemerintah diberikan diskon 50 persen, 8 core. Satu core itu kurang lebih Rp 800 juta, tinggal dikali kurang lebih Rp 6 miliar," ujar Nurahman menuturkan, Sabtu 5 Oktober 2019, terkait plafon salah satu anggaran di APBD DKI 2020 yang disorot PSI DKI tersebut.

Berita terkait

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

1 hari lalu

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

Hakim MK Guntur Hamzah menyoroti petitum atau permohonan PDIP yang ingin menjadikan perolehan suara PSI di DPRD Provinsi Papua Tengah menjadi nol.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

1 hari lalu

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

PDIP meminta kepada MK agar perolehan suara PSI dan Partai Demokrat dalam pemilihan DPRD Provinsi Papua Tengah dijadikan nol.

Baca Selengkapnya

MK Tukar Posisi Anwar Usman di Pleno jika PSI Jadi Pihak Terkait PHPU Pileg

1 hari lalu

MK Tukar Posisi Anwar Usman di Pleno jika PSI Jadi Pihak Terkait PHPU Pileg

MK akan mengganti Anwar Usman dengan hakim konstitusi lain apabila ada panel sengketa pemilu yang berkaitan dengan PSI

Baca Selengkapnya

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

1 hari lalu

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi.

Baca Selengkapnya

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

3 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Kaesang Berharap PSI Dapat Satu Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Kaesang Berharap PSI Dapat Satu Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Tak sedikit kader PSI yang minta dua jatah kursi. "Satu-satu dulu, lobby-nya susah," ujar Kaesang menimpali.

Baca Selengkapnya

PSI Resmi Buka Pendaftaran Calon untuk Pilkada 2024

4 hari lalu

PSI Resmi Buka Pendaftaran Calon untuk Pilkada 2024

Kaesang berharap putra-putri terbaik bangsa mau ikut membangun negeri dengan mendaftarkan diri menjadi kepala daerah lewat PSI.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

6 hari lalu

Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.

Baca Selengkapnya