Kisah Sopir Ojek Online Minta Ginjal Anak SD, Ini Kata Kapolsek
Reporter
Muhammad Kurnianto (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 12 November 2019 18:24 WIB
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Polisi menyatakan belum menerima laporan pengaduan perihal kisah anak-anak yang dihantui pengendara motor meminta organ ginjal mereka. Polisi meminta setiap orang tua waspada namun tak berharap masyarakat berperan menciptakan keresahan dengan cara membuat viral kabar yang belum jelas.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Polsek Pamulang Komisaris Hadi Supriatna saat diminta tanggapannya atas kisah tersebut, Selasa 12 November 2019. Kisah datang dari sejumlah siswa SDN Bambu Apus 02 yang bercerita kepada orang tuanya telah diminta organ ginjalnya oleh orang tak dikenal saat pulang sekolah. Permintaan itu membuat anak-anak tersebut ketakutan dan mengambil langkah seribu.
Hadi mengungkap kemungkinan pria tak dikenal itu, disebut mengenakan jaket ala pengemudi ojek online, tidak waras atau sekadar iseng. Terlebih dalam kisah yang viral, tak ada kontak antara si anak dengan pengemudi motor tersebut. "Tadi kami juga sudah ke SDN Bambu Apus 02 untuk sosialisasi soal ini," katanya.
Kepada setiap orang tua murid, Hadi meminta tetap waspada dan berusaha mengantar-jemput anaknya berangkat-pulang sekolah. Dia berharap orang tua murid tak menyebarkan kisah tanpa kejelasan dan menyarankan melaporkan setiap peristiwa yang dianggap mencurigakan ke kepolisian.
"Dengan kejadian ini kami juga melakukan kontrol ke sekolah-sekolah, dan kepada pihak sekolah untuk juga menjaga anak murid, apabila orang tuanya belum jemput jangan dibiarkan ke luar sekolah," katanya.
Kisah pria tak dikenal minta ginjal dibenarkan Ita (32), salah satu orang tua murid kelas 3 SDN Bambu Apus 02. Dia menceritakan pengalaman anaknya itu saat pulang sekolah tiba-tiba didatangi seorang pria yang menggunakan atribut ojek online dan meminta ginjalnya. "Kejadiannya Jumat 8 November,," kata Ita.
Setelah mengetahui si pria itu meminta ginjal, anaknya pun berlari ketakutan. Dikisahkan, si anak sempat bersembunyi di balik tempat sampah rumah warga sebelum melanjutkan pulang ke rumah di Kompleks Departemen Agama.
"Pas anak saya cerita, saya langsung melapor ke sekolah dan ternyata ada juga teman anak saya perempuan yang diminta ginjalnya sama orang yang pakai atribut ojek online," ujarnya.