DKI Didorong Prioritaskan Lagi Raperda Kawasan Tanpa Rokok

Reporter

Imam Hamdi

Rabu, 20 November 2019 19:26 WIB

Ilustrasi orang merokok, Jakarta, Rabu, 15 Pebruari 2006. [TEMPO/ Fransiskus S.; Digital Image; 20060215]

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mendorong kembali usulan peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok. YLKI berharap usulan tersebut kembali menjadi prioritas dalam pembahasan program pembentukan perda 2020.

Peneliti YLKI Eva Rosita mengatakan usulan Perda Kawasan Tanpa Rokok telah masuk program legislasi daerah sejak 2015, tapi belum sempat disahkan sampai sekarang. "Padahal 2015 sudah hampir selesai. Raperda sudah masuk dan tinggal disahkan," katanya dalam rapat dengar pendapat umum penyusunan program pembentukan perda 2020 di DPRD DKI, Rabu 20 November 2019.

Eva menyayangkannya karena pembahasan usulan Perda KTR di ibu kota sudah sangat panjang. Sedang berdasarkan data riset kesehatan dasar, angka perokok anak terus meroket. Pada 2013 jumlah perokok anak di Jakarta disebutkannya mencapai 7,3 persen dan melambung menjadi 9,1 persen pada 2018.

"Anak-anak harus dilindungi," ujarnya sambil menyatakan kalau perokok pasif juga harus dilindungi. "Perlu ada aturan khusus agar bisa ditegakkan Satpol PP," katanya.

Terkait pembatasan rokok, ia menuturkan kalau sejauh ini DKI hanya bersandar pada Perda Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pencemaran Udara. Perda tersebut dinilainya tak ditegakkan sehingga ancaman denda hingga Rp 50 juta untuk pelanggarnya tak berguna.

Advertising
Advertising

"Dendanya juga terlalu tinggi. Perlu dibuat aturan khusus agar pembatasan orang merokok bisa efektif," ucapnya.

Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images

Taufik Hidayat dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau mengatakan Jakarta memang sudah semestinya mempunyai Perda Kawaasn Tanpa Rokok. Berdasarkan hasil kunjungan komnas ke sebelas kelurahan di ibu kota, semua warga menyampaikannya aspirasi yang sama terkait dengan perlunya pembatasan ruang bagi para perokok.

"Kami mendengar aspirasi warga dan mmang banyak orang tua yang merokok, tapi mereka tidak mau anaknya merokok," ujarnya. "Mereka juga ingin ada pembatasan tempat merokok."

Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD DKI, Dedi Supriadi, menjanjikan meluluskan usulan memprioritaskan kembali pembahasan Rancangan Perda Kawasan Tanpa Rokok. "Sebab saat itu memasuki tahun politik dan produktivitas program legislasi juga rendah saat itu," katanya memberi alasan.

Anggota Fraksi PKS itu menuturkan usulan perda itu bukan berarti pemerintah mau melarang orang untuk merokok. Pemerintah, kata dia, hanya diminta untuk membatasi ruang bagi mereka yang merokok. "Jadi bagi yang merokok tidak menghilangkan hak orang untuk menghirup udara sehat," ujarnya

Berita terkait

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

18 jam lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

1 hari lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

2 hari lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

3 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

3 hari lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

4 hari lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

4 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

4 hari lalu

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

Kota Depok sampai saat ini dinilai masih krisis calon pemimpin. Apalagi untuk melawan dominasi PKS dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya