Fraksi Kritik DKI Soal Revisi KUA PPAS, Gerindra Tetap Bela

Selasa, 26 November 2019 12:39 WIB

Suasana rapat Badan Anggaran DPRD DKI saat membahas KUA PPAS DKI APBD 2020, Senin 25 November 2019. Tempo/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta menilai tidak ada masalah dengan revisi KUA PPAS yang diajukan oleh Pemerintah DKI saat pembahasan. "Enggak ada masalah," ujar anggota Fraksi Gerindra Syarif di DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa 26 November 2019.

Alasannya, kata Syarif, yang direvisi oleh Pemerintah DKI adalah rencana pendapatan daerah bukan di sektor anggaran. Sebelumnya DKI mengajukan pendapatan daerah Rp 89 triliun menjadi Rp 87 triliun.

Menurut Syarif hal tersebut tidak akan berdampak banyak terhadap penyisiran dengan rencana kegiatan DKI dalam KUA PPAS yang telah dibahas di tingkat komisi. Menurutnya jika revisi tersebut merupakan dinamika dalam penyusunan anggaran. "Ini dinamika," ujarnya.

Sebelumnya Anggota DPRD DKI protes terkait usulan anggaran DKI dalam KUA PPAS 2020 turun menjadi Rp 87 triliun dari revisi usulan sebelumnya Rp 89 triliun.

Protes tersebut dilayangkan oleh anggota dewan dalam rapat Badan Anggaran DPRD, lataran dalam pembahasan KUA PPAS ditingkat komisi nilai anggaran yang dibahas masih Rp 89 triliun.

"Ini bagaimana ini dalam pembahasan kemarin kita masih bahas yang anggarannnya Rp 89 triliun. Tapi kenapa sekarang setelah ada pembahasan anggaran turun menjadi Rp 87 triliun," ujar anggota Fraksi PDI P Gembong Warono, Senin 25 November 2019.

Gembong mendesak agar DKI harus memberi penjelasan kenapa usulan KUA PPAS bisa turun menjadi Rp 87 triliun. "Ini harus ada penjelasan," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh anggota PSI, William Aditya Prasana yang memprotes usulan anggaran KUA PPAS 2020 yang turun menjadi Rp 87 triliun.

William menyatakan perubahan ini bakal berpengaruh terhadap penyusunan yang telah dibahas oleh DPRD. "Pengaruh karena yang dibahas kemarin yang nilainya Rp 89 triliun," ujarnya. Menurutnya hal itu menjadi sia - sia karena harus dibahas ulang lagi secara detail.

Sebelumnya Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengatakan prediksi pendapatan DKI Jakarta tahun depan hanya mencapai Rp 87 triliun. "Berdasarkan rapat-rapat komisi itu terungkap angka (belanja) Rp 97 triliun. Tapi kemampuan keuangan daerah kita, setelah kita hitung, itu ada di Rp 87 triliun," kata Saefullah di DPRD DKI Jakarta, Kamis 21 November 2019.

Saefullah mengatakan dengan turunnya anggaran tersebut terjadi selisih senilai Rp 10 triliun. Dia menyatakan akan kembali disisir bersama seluruh jajaran SKPD DKI Jakarta.

Berita terkait

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pakar politik menilai deklarasi Ganjar yang akan jadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa saja mewakili sikap PDIP.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Sebut Prabowo Bisa Langgar UU Jika Tambah Kementerian

7 jam lalu

Pakar Hukum Sebut Prabowo Bisa Langgar UU Jika Tambah Kementerian

Rencan Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 akan melanggar Undang-Undang Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Reaksi Gerindra Soal PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

8 jam lalu

Reaksi Gerindra Soal PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Gerindra menyebut disiapkannya Eko Patrio jadi menteri menandakan Zulhas sudah berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

8 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Soal GanjarJadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Kami Hormati

8 jam lalu

Soal GanjarJadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Kami Hormati

Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menghormati keputusan Ganjar Pranowo yang ingin berada di luar pemerintahan. Ini sikap yang mulia.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

12 jam lalu

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

Gerindra menepis anggapan pengembangan jumlah kementerian di kabinet Prabowo sebagai upaya mengakomodasi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

16 jam lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

1 hari lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

1 hari lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya