DKI Sebut ITF Sunter Berstandar Eropa, Aktivis Lingkungan: Tidak Sesuai Amdal

Sabtu, 11 Januari 2020 12:04 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan groundbreaking pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, pada Kamis, 20 Desember 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Zero Waste Indonesia atau AZWI mengkritik pemerintah DKI Jakarta yang menyatakan teknologi pengolahan sampah terpadu atau Intermediate Treatment Facility atau ITF Sunter, Jakarta Utara aman, karena mengadopsi standar Eropa. Sebab, baku mutu emisi yang tercantum dalam analisis dampak lingkungan atau Amdal ITF Sunter tetap menggunakan standar Indonesia.

"Jadi pernyataan soal insinerator standar Eropa itu sebenarnya hanya pernyataan di media, tidak sesuai fakta di Amdal," kata Peneliti Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Fajri Fadillah saat konferensi pers di kantor Walhi Jakarta, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2020.

Insinerator atau disebut Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berbasis termal merupakan teknologi pembakaran termal. Konsep pembakaran inilah yang diadopsi dalam proyek ITF Sunter.

Pemerintah DKI sebelumnya memperkenalkan ITF dirancang sebagai teknologi ramah lingkungan berstandar baku mutu Eropa. ITF mampu mengolah 2.200 ton sampah per hari. Jenis teknologi yang diterapkan adalah waste to energy dengan kapasitas menghasilkan listrik mencapai 35 MWh dan mampu mereduksi 80-90 persen dari bobot sampah yang masuk.

Fajri menyampaikan standar baku mutu emisi Indonesia lebih rendah atau longgar ketimbang standar di negara lain. Rendahnya standar baku mutu ini berpotensi memperburuk kualitas udara Jakarta. Belum lagi, Fajri menilai, pengawasan pemerintah DKI terhadap pencemaran udara masih lemah. "Pengawas hanya datang satu kali tiap semester," ujar dia.

Advertising
Advertising

Dia menambahkan Amdal ITF Sunter juga tak menjelaskan besaran baku mutu ketika insinerator baru mulai dan selesai beroperasi. Menurut dia, tingkat emisi pembakaran insinerator tergolong tinggi ketika mesin baru mulai dan selesai bekerja.

Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati menganggap teknologi insinerator yang canggih dari Eropa pun tetap menimbulkan risiko kesehatan. Alasannya, hingga kini pemerintah tak mengawasi, apalagi menindak industri yang mencemarkan lingkungan. Misalnya, industri tekstil yang menghasilkan limbah. Fisik limbah itu, lanjut Nur, terlihat jelas.

Dia sangsi pemerintah bakal mengawasi pencemaran udara akibat debu polutan dari insinerator. "Saya pikir kita tidak hanya bisa melihat ini (ITF Sunter) standar Eropa, tapi kalau itu diletakkan di Indonesia, bisa jadi bukan menjadi suatu yang memecahkan masalah tapi justru menimbulkan bahaya akibat pemerintah kita yang buruk," jelas dia.

Berita terkait

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

2 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

3 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

3 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

4 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

5 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

5 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

5 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

6 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

6 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya