Cerita Warga Cempaka Mas yang Rumahnya Disemprot Cat Merah

Kamis, 30 Januari 2020 12:32 WIB

Penghuni menata barang-barang miliknya saat proses pengosongan rumah dinas Kodam Jaya di Komplek Kodam Jaya, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Januari 2020. Sebanyak 10 rumah dikosongkan karena penghuni tidak memiliki hak izin tinggal di rumah tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Sebanyak 10 rumah warga di Komplek Kodam, Jalan Basoka Raya, Sumur Batu, Cempaka Mas, Jakarta Pusat, ditandai cat semprot berwarna merah. Dalam foto yang diterima Tempo, 29 Januari 2020, terlihat terdapat coretan berbentuk X di pagar dan tembok rumahnya.

Salah seorang warga setempat, Trias Hanggodo, menyampaikan bakal ada penggusuran sebagai buntut sengketa lahan antara pihak TNI dengan warga setempat. Trias mendapatkan informasi penggusuran itu lewat pesan dalam aplikasi percakapan WhatsApp. “Ada WA dari Danramil ke Ketua RW,” ujar dia lewat pesan pendek, Rabu, 29 Januari 2020.

Menurut Trias, TNI mengklaim tanah bangunan di kompleks tempat ia tinggal adalah aset mereka. “Kami akhirnya mengetahui jika tanah di sini adalah tanah negara dan bangunan ini bukan rumah dinas seperti yang diklaim mereka,” tutur Trias.

Atas adanya sengketa itu, kata Trias, sebagian warga sempat mengajukan pengukuran tanah ke Badan Pertanahan Nasional atau BPN. Mereka telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah atau SKPT dan Berita Acara Penelitian Lapangan.

BPN sempat melakukan pengukuran tanah di kompleks tersebut, namun, berhenti di tengah jalan. “RT 1 sudah beres semua. Kemudian ketika pengukuran dilakukan ke RT 2 disetop. Kami pernah bertanya ke BPN kenapa tidak diteruskan. Mereka jawab disetop TNI,” ucap Trias.

Advertising
Advertising

Berangkat dari situ, 25 warga akhirnya menggugat TNI dan BPN ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Rencananya sidang perdana gugatan tersebut dimulai pada 17 Februari 2020. Selain eksekusi lahan yang rencananya dilakukan hari ini, 8 rumah warga telah dieksekusi terlebih dahulu pada Oktober 2018.

Sebagian warga, kata Trias, sudah tinggal sejak tahun 1968 silam. Ia sendiri mengatakan telah menghuni rumahnya sejak tahun 1983. Saat itu, ia membeli rumah lewat proses over VB VB (Verhuis Vergunning) dari pemilik sebelumnya. Selama itu pula ia membayar sendiri Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) rumahnya. “Kalau rumah dinas kan negara yang bayar PBB-nya,” ucap Trias.

Ia menjelaskan kalau warga hanya ingin menunggu proses gugatan yang tengah berjalan di PN Jakarta Pusat. Jika pengadilan memutuskan kalau tanah bangunan yang mereka tempati merupakan aset TNI, kata dia, warga akan angkat kaki. “Kalau memang nanti putusan pengadilan kami harus keluar, ya, kami akan keluar, kok. Kami bukan preman,” ujar Trias.

Tempo telah mencoba mengkonfirmasi rencana eksekusi lahan tersebut ke Kepala Penerangan Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta (Kodam Jaya) Kolonel Czi Zulhandrie S. Mara. Hingga berita ini dibuat, Zulhandrie belum merespon pesan pendek yang Tempo layangkan.

Berita terkait

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

2 hari lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

3 hari lalu

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

Laporan terbaru UNDP menemukan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah-rumah Gaza yang hancur dibom adalah 80 tahun.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

4 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

4 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

4 hari lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

4 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya