Mitigasi Covid-19, Jalur Transportasi Depok - Kemang Jadi Sorotan

Reporter

Imam Hamdi

Jumat, 13 Maret 2020 09:03 WIB

Sejumlah penumpang mengantre saat diukur suhu tubuhnya sebelum menaiki kereta MRT setelah dua warga Depok terinfeksi virus corona di Jakarta, 5 Maret 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Sri Suharti, mengatakan transportasi publik menjadi lokasi rawan penularan virus corona atau Covid-19. Pemerintah pun telah melakukan mitigasi atau pemetaan untuk mencegah penyebaran virus mematikan itu.

"Kami minta semua transportasi publik melakukan protokol (pencegahan penularan virus corona) sesuai instruksi Pemda," kata Suharti di Balai Kota DKI, Kamis, 12 Maret 2020.

Pemprov DKI telah melakukan simulasi potensi penyebaran dan penularan Covid-19. Salah satu potensi penularan yang bisa terjadi di dalam transportasi publik ialah kereta rel listrik, terutama di rute Bogor/Depok - Jakarta Kota.

Rute KRL Bogor - Jakarta Kota dianggap rawan karena data penyebaran dan penularan corona saat ini berada di kawasan Depok, Kemang dan beberapa wilayah lainnya. Menurut dia, pemetaan dilakukan agar pemerintah bisa dengan maksimal mencegah penularan. "Jadi kami tahu apa yang harus kami kerjakan dengan lebih baik sesuai protokolnya," ujarnya.

Suharti menegaskan simulasi potensi penularan Covid-19 di transportasi publik ini jangan sampai dianggap sebagai titik penyebaran. "Bukan persebaran Corona di jalur KRL Depok-Jakarta," kata dia.

Advertising
Advertising

Ia menuturkan data-data simulasi potensi penyebaran yang sempat menyebar ke publik sebenarnya secara tidak formal ke luar dari media massa. Pemerintah pun telah melakukan pengendalian corona dengan tiga langkah, yakni responsif, urgen, dan faktual. "Berdasarkan prinsip tersebut Pemda menggunakan data-data yang kami punya untuk dilakukan modeling simulasi untuk memitigasi lebih lanjut," ujarnya.

Modeling, lanjutnya, dilakukan dengan menggunakan data riwayat kontak pasien positif Corona, data gejala-gejala yang dialami pasien seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.

"Termasuk umur kami gunakan untuk melakukan modeling. Dan hasilnya teman-teman juga sudah membaca, kami menemukan kemungkinan positif lebih besar terjadi pada mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Corona atau Covid-19," sebut Suharti.

IMAM HAMDI

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

1 hari lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

1 hari lalu

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

Kecelakaan terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Mobil Honda HR-V milik mahasiswa kampus itu menabrak bis kuning.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

2 hari lalu

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

Kota Depok sampai saat ini dinilai masih krisis calon pemimpin. Apalagi untuk melawan dominasi PKS dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

2 hari lalu

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

2 hari lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya