Survei SMRC: 31 Persen Warga Jakarta Ingin Mudik

Jumat, 17 April 2020 12:22 WIB

Polisi memeriksa jarak duduk penumpang bus Bekasi Sumedang yang mengangkut penumpang mudik dari Jakarta dan Bodetabek di pos pemeriksaan Posko Terpadu Penanganan Covid-19 di perbatasan kota di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 15 April 2020. Gabungan petugas kesehatan, polisi, dan Dishub, menghentikan transportasi umum antar kota dari arah Jakarta dan Bandung untuk memeriksa dan mendata penumpang. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 11 persen atau 20 juta jiwa masyarakat di Indonesia merencanakan mudik saat Lebaran 2020 nanti menurut hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC. Survei itu melibatkan 1.200 responden dan dilakukan pada 9 -12 April 2020.

"Dari 11 persen yang mau mudik itu, paling besar dari Provinsi DKI Jakarta 31 persen atau 6,2 juta jiwa," ujar Direktur SMRC Sirojudin Abbas saat dihubungi Tempo, Jumat 17 April 2020.

Di urutan kedua sebagai provinsi yang masyarakat merencanakan mudik, Abbas mengatakan ada Jawa Timur. Sebanyak 12 persen atau 2,4 juta masyarakat di sana berencana pulang kampung di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 ini. Mereka yang ingin mudik termasuk dari kalangan yang berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi.

Saiful mengatakan survei ini hanya melibatkan masyarakat yang berusia di atas 17 tahun atau sudah memiliki hak pilih. Sehingga jumlah pemudik akan melonjak jika ditambah masyarakat yang mudik bersama anak berusia 17 tahun ke bawah.

Mengenai alasan mereka tetap mudik di tengah pandemi, Sirojudin mengatakan pihaknya tak memasukkan pertanyaan itu dalam surveinya. "Survei tidak bertanya alasan mereka mudik di tengah pandemi. Pertanyaan di survei hanya apakah pada lebaran tahun ini warga akan mudik atau pulang kampung," kata dia.

Advertising
Advertising

Mengenai metode survei kepada 1.200 orang itu, Sirojudin mengatakan pihaknya melakukan wawancara melalui telepon yang dipilih secara acak. Adapun margin of error dari survei ini sebesar 2,9 persen.

Sebelumnya, pemerintah telah mengimbau agar masyarakat tak mudik di tengah pandemi virus corona atau COVID-19. Sebab, perpindahan penduduk dari episentrum wabah dikhawatirkan membuat penyebaran virus tak terkendali.

Sirojudin mengatakan hasil survei ini menandakan bahwa imbauan saja tak efektif melarang masyarakat pulang kampung. Menurut dia angka 11 persen dari populasi masyarakat Indonesia atau sekitar 20 juta merupakan jumlah pemudik yang sama seperti tahun lalu. "Makanya, pemerintah perlu mempertimbangkan pemberlakuan kebijakan lebih tegas soal mudik," kata dia.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya