FITRA: Wajar Anies Baswedan Minta Dana Bagi Hasil Cepat Cair

Sabtu, 18 April 2020 20:45 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan Rancangan APBD atau RAPBD DKI 2020 ke pimpinan DPRD DKI, Selasa 2 Desember 2019. Tempo/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Misbah Hasan, menilai wajar permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mempercepat pencairan sisa dana bagi hasil 2019. "Karena jumlah totalnya relatif besar, yakni Rp 18,15 triliun," ujar Misbah dalam keterangan tertulis, Sabtu, 18 April 2020.

Menurut Misbah, DKI Jakarta dan daerah-daerah lain saat ini kebingungan untuk melakukan realokasi dan refocussing anggaran untuk penanganan COVID-19. Persoalannya, kata dia, ada pada cadangan anggaran yang dimiliki pemerintah daerah, termasuk DKI.

FITRA mencatat per Maret 2020, pendapatan daerah yang masuk ke kas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru Rp 11,62 triliun atau 14,15 persen dari total pendapatan. Selain itu, ditambah dengan SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) tahun lalu hanya sebesar Rp5,5 triliun. "Jumlahnya baru sekitar Rp19,55 triliun," tutur Misbah.

Sementara itu, ujar Misbah, anggaran yang digunakan untuk belanja, termasuk gaji pegawai, belanja barang atau jasa dan modal sudah mencapai Rp 9,88 triliun atau 12 persen dari total belanja daerah. "Artinya, ruang fiskal DKI saat ini sangat sempit," kata dia.

FITRA menilai kondisi lebih buruk dialami oleh daerah-daerah yang pendapatan asli daerah atau PAD-nya tidak sebesar DKI Jakarta. Untuk itu, menurut Misbah, ketergantungan daerah terhadap dana transfer pusat sangat tinggi, baik dalam bentuk dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.

Advertising
Advertising

"Terutama di tingkat kabupaten/kota. Makanya, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Keuangan musti memikirkan cara percepatan anggaran transfer ke daerah dan dana desa," kata Misbah.

Ia menambahkan peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam audit laporan keuangan daerah 2019 amat krusial. Menurut dia, BPK perlu memprioritaskan audit untuk daerah-daerah dengan pandemi Corona terparah. Tujuannya, tutur Misbah, agar pencairan sisa DBH bisa segera direalisasikan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memberi penjelasan atas permintaan Anies Baswedan tentang percepatan dana bagi hasil. Menurut Menkeu, permintaan Anies itu sedang dalam proses audit BPK.

"DBH 2019 ini biasanya diaudit dulu oleh BPK, kemudian dibayarkan. Biasanya April disampaikan ke DPR Juli. Jadi dibayarkan pada Agustus atau September," kata Sri Mulyani.

M YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

2 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

2 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

3 jam lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

3 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya