Fakta-fakta Gelandangan DKI Jakarta 3 Tahun Terakhir
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Dwi Arjanto
Minggu, 26 April 2020 06:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Puluhan orang menjadi gelandangan di emperan toko Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat di tengah pandemi alias wabah Corona (COVID-19) saat ini.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebelumnya menemukan sejumlah karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK), imbas dari wabah COVID-19, justru menjadi gelandangan atau tunawisma di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun, hasil penelusuran pemerintah DKI Jakarta tidaklah demikian. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan pemerintah kota Jakarta Pusat kompak menyampaikan, para gelandangan di Tanah Abang datang dari daerah lain untuk mencari rezeki di masa Ramadan ini.
Satpol PP mengamankan 55 orang yang sementara waktu ditempatkan di GOR Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Berikut fakta mengenai gelandangan dan pengemis di Ibu Kota dalam tiga tahun terakhir:
1. Titik rawan meningkat
Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Saiful Hidayat, menuturkan titik rawan gelandangan dan pengemis di Ibu Kota meningkat pada 2017. Hasil pemetaan Dinas Sosial menunjukkan jumlah titik rawan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ada di 276 tempat.
Rata-rata mereka berpindah ke titik rawan permukiman dan tempat-tempat umum ramai lainnya, yaitu tempat ibadah, jembatan penyeberangan orang, tempat pemakaman umum, pasar tradisional, dan mal.
Menurut Djarot, angka ini meningkat ketimbang sebelumnya yang hanya 48 lokasi di lima kota administrasi. Pada 2016, pemerintah DKI menjaring 273 pengemis saat Ramadan. Sementara razia pada Ramadan 2015 terjaring 268 orang.
2. Manfaatkan momen Lebaran
Pengemis dan gelandangan yang memanfaatkan momentum Lebaran sudah bermunculan di Jakarta sedari dulu. Mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno sempat meminta Dinas Sosial untuk membina para PMKS ini. Penanganan PMKS musiman ini juga melibatkan Satpol PP, kecamatan, dan kelurahan.
"Mereka ini musiman datang karena mengambil manfaat rasa kepedulian masyarakat untuk berbagi," kata Sandiaga seperti dikutip bisnis.com, Senin, 11 Juni 2018.
3. Korban PHK jadi gelandangan
Razia PMKS ahun ini terasa berbeda. Mulanya mencuat kabar soal karyawan yang dirumahkan akibat wabah Covid-19 kini jadi gelandangan. Kondisi ini ditemukan PSI yang tengah menggelar aksi sosial pada Kamis dinihari, 23 April 2020.
<!--more-->
PSI mendapati tiga pemuda perantauan tidur di emperan toko kawasan Pasar Tanah Abang. Mereka terpaksa menggelandang lantaran tak sanggup lagi membayar sewa indekos setelah di-PHK.
Wakil Direktur Direktorat Sosial dan Kebencanaan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Norman Lianto menyebut, karyawan PHK yang menggelandang juga ditemukan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur dan persis di bawah jembatan Kuningan, Jakarta Selatan.
Setelah pemberitaannya ramai di media massa, pemerintah kota Jakarta Pusat dan Satpol PP baru bergerak merazia PMKS di Tanah Abang pada Jumat malam sampai Sabtu dini hari, 24-25 April 2020.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan dari 55 orang yang diamankan, tidak ada satu pun PMKS yang mengalami pemutusan hubungan kerja.
“Memang mereka ini bekerja seperti itu. Pemulung membawa gerobak. Tidak kita temukan orang yang katanya kena PHK terus menggelandang atau jadi gelandangan di Tanah Abang seperti diberitakan,” kata Arifin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 25 April 2020.
LARISSA HUDA | GANGSAR PARIKESIT | BISNIS