Yurianto: DKI Jakarta Agresif Lacak Kontak Positif Covid-19

Reporter

Antara

Sabtu, 20 Juni 2020 16:06 WIB

Ilustrasi: Petugas Medis Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. ANTARA/ HO

TEMPO.CO, Jakarta -Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan Pemerintah DKI Jakarta berupaya keras melakukan pelacakan kontak atau tracing terhadap pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Selain itu, DKI juga melakukan pengujian dan diagnosa Covid-19 yang masif.

"Upaya keras pemerintah DKI untuk melakukan 'tracing' (pelacakan) agresif dan pemeriksaan yang lebih masif, hasilnya kita lihat sekarang laju pertambahannya bisa dikendalikan meskipun angkanya tinggi. Kita lihat angka kematiannya juga rendah dan persentase pertambahannya juga rendah," tuturnya dalam gelar wicara virtual "Jumlah Testing Indonesia per Satu Juta Penduduk" yang diselenggarakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kantor Graha BNPB, Jakarta, Sabtu, 20 Juni 2020

Yurianto menuturkan provinsi dengan pertambahan kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi maka harus melakukan pelacakan kontak lebih agresif dan pengujian secara lebih masif.

Ia menyebutkan jumlah tes Covid-19 DKI Jakarta lebih tinggi dibanding Thailand dan Jepang. "Kita (Jakarta) 17.000 sekian dibandingkan, Thailand 6.000 sekian, Jepang 2.000 sekian, Korea sekitar 22.000 artinya tidak terlalu jauh dengan kita," kata dia.

Menurut dia, jika melihat Indonesia secara keseluruhan sebagai negara besar, maka jumlah pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) masih di angka 2.095 per satu juta penduduk per tanggal 18 Juni 2020. Sementara, Thailand berada di angka 6.000 sekian jumlah pengujian Covid-19, dan Jepang di angka 2.000 sekian.

Advertising
Advertising

"Rata-rata seluruh Indonesia dibandingkan rata-rata seluruh Amerika Serikat, Italia, Jepang 'totally' (secara total) maka memang data kita di angka 2.095," tutur Yurianto.

Tes Covid-19 diperlukan dalam rangka menemukan sumber infeksi Covid-19 di tengah masyarakat untuk bisa melakukan tindakan lanjutan dalam mencegah penyebaran Covid-19 ke orang lain sehingga dapat dilakukan isolasi dan penanganan agar tidak menjadi menularkan pada orang lain. Pemerintah Indonesia berupaya melakukan tes Covid-19 secara masif dan meningkat secara kuantitas ke depannya. Pemerintah menargetkan 20.000 tes dalam sehari.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya