DKI Setop SIKM Ganti CLM, Epidemiolog: Dari Dulu Tak Tepat

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 16 Juli 2020 19:26 WIB

Polisi berjaga di pos pemeriksaan SIKM pengendara di ruas tol Jakarta-Cikampek, Karawang Barat, Jawa Barat, Selasa, 2 Juni 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli epidemiologi atau epidemiolog dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, menilai ditiadakannya surat izin keluar masuk disingkat SIKM Jakarta tak berdampak signifikan pada jumlah kasus positif Covid-19.

Sebab, dia menganggap, sedari awal diterapkan, SIKM memang tak bisa menekan penularan Corona.

"SIKM yang lalu juga tidak tepat menurut saya. Jadi tidak apa-apa (ditiadakan), tidak banyak dampaknya," kata dia saat dihubungi, Kamis, 16 Juli 2020.

Ketika kebijakan SIKM berjalan, Syahrizal menuturkan, tidak semua pengendara yang keluar atau masuk Jakarta terpantau pengawasan aparat. Dia menduga banyak orang yang lolos dari titik pengecekan alias check point.

Mereka yang membawa kendaraan menghindari check point dan keluar-masuk Ibu Kota lewat rute alternatif, sehingga SIKM jadi sia-sia.

Advertising
Advertising

"Saya juga dari awal tidak setuju ada SIKM itu. Bukan begitu cara menangani Covid-19. Tidak ada di dunia ini orang pakai SIKM kecuali DKI," jelas dia.

Menurut Syahrizal, meminimalisasi penularan Covid-19 idealnya dilakukan dengan menutup daerah atau lockdown atau karantina wilayah di titik terkecil. Misalnya karantina wilayah di tingkat rukun tetangga (RT) selama 14 hari.

Epidemiolog itu menyatakan, tak ada waktu terlambat untuk menerapkan kebijakan tersebut. Akan tetapi, lanjut dia, masalahnya pemerintah tidak mampu menghadapi dampak sosial dan ekonomi atas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Sehingga dilakukan skema-skema pelonggaran," ujarnya.

Pemerintah DKI menyetop kewajiban SIKM mulai 14 Juli 2020. Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan menetapkan, warga dari luar Jabodetabek yang keluar-masuk Jakarta harus mengantongi SIKM. Aturan ini khusus bagi pekerja di 11 sektor yang dikecualikan. Tujuannya agar penularan virus Corona tak meluas.

Berita terkait

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

17 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

31 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Positif Covid-19 di Rusia Naik

18 Januari 2024

Kasus Positif Covid-19 di Rusia Naik

Kasus positif Covid-19 di Rusia mengalami kenaikan, namun begitu kampanye imunisasi vaksin virus corona dianggap belum perlu.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya

Pesan Epidemiolog untuk Cegah Penularan Penyakit Saat Libur Akhir Tahun

31 Desember 2023

Pesan Epidemiolog untuk Cegah Penularan Penyakit Saat Libur Akhir Tahun

Momentum libur akhir tahun juga bisa menjadi peluang penyebaran penyakit menular, seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ciri Infeksi Covid-19 Varian JN.1 Lidah Lebih Putih? Begini Kata Epidemiolog

25 Desember 2023

Ciri Infeksi Covid-19 Varian JN.1 Lidah Lebih Putih? Begini Kata Epidemiolog

Muncul informasi ciri utama infeksi covid-19 varian JN.1 adalah lidah lebih putih dari biasanya. Epidemiolog Dicky Budiman membantahnya.

Baca Selengkapnya