Enam Fakta Pemeriksaan Kasus Pembunuhan Editor Metro TV
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Endri Kurniawati
Minggu, 19 Juli 2020 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap kasus editor Metro TV, Yodi Prabowo, yang ditemukan tewas di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel, pada Jumat, 10 Juli 2020. Keluarga menyatakannya hilang sejak Selasa, 7 Juli 2020.
Berdasarkan hasil autopsi jenazah, polisi telah memastikan bahwa Yodi menjadi korban pembunuhan. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari rekan keluarga, rekan kerja, hingga kekasihnya. Berikut fakta-fakta yang ditemukan dalam pemeriksaan polisi:
1.Kekasih menyesal
Kekasih Yodi, Suci Fitri Rohmah, mengaku menyesal lantaran tak sempat meluangkan waktu mendengar keluhan almarhum. Sebelum meninggal, menurut dia, Yodi ingin bertemu dengannya dan menceritakan masalah yang sedang dihadapi.
"Dia sempat mau cerita masalah dia terakhir. Hari Senin (6 Juli 2020) dia telepon saya, ngasih tahu, aku pengen ngobrol berdua," kata Suci Fitri Rohmah, seusai pemakaman almarhum, di Jakarta, Sabtu, 11 Juli 2020. Namun, mereka tak kunjung bertemu lantaran Suci sibuk bekerja.
2.Polisi ragukan keterangan kekasih Yodi
Polisi menduga Suci kurang terbuka memberikan keterangan. Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Irwan Susanto menuturkan, ada beberapa keterangan Suci yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan keterangan lainnya ataupun barang bukti yang ditemukan.
Polisi bahkan menduga Suci berbohong, meski keterangannya masih dicocokkan dengan beberapa bukti. “Kami menilai itu bukan ada kejanggalan, keterangan tidak sesuai, adanya beberapa keterangan, mengerucut kepada pelaku, ada hal-hal sifatnya dari pihak saksi-saksi atau kerabat dari korban tidak bersesuaian," kata Irwan.
3.Luka di leher
Jenazah Yodi ditemukan oleh lima bocah yang sedang bermain layangan. Dari hasil otopsi terhadap jenazah Yodi, terungkap bahwa luka robek di bagian leher menjadi penyebab utama kematian laki-laki berusia 26 tahun itu.
Selain di leher, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan luka tikaman pada bagian dada menembus iga hingga ke paru-paru juga mempercepat kematian Yodi.
4.Asal pisau diduga dari warung
Polisi mengerahkan dua anjing pelacak K-9 ke lokasi ditemukannya mayat Yodi. Kedua anjing itu mengendus asal-usul pisau dapur yang digunakan pelaku untuk menikam dada dan leher korban. Hasilnya mengarahkan penyidik ke sebuah warung yang lokasinya berjarak sekitar 500 meter dari lokasi ditemukannya jenazah.
5.Pemilik warung bingung
Warung itu berlokasi di bentaran Danau Cavalio, Jalan Inspeksi RT 13 RW 10. Amir Mahmud, pemilik warung, bingung namanya ikut terseret perkara pembunuhan Yodi. Polisi sebelumnya menduga, pisau yang dipakai untuk menikam Yodi berasal dari warung Amir. "Saya bingung, kenal saja enggak," ujar Amir.
Polisi juga menemui salah satu tetangga Amir bernama Sulasmi, 40 tahun untuk mencari tau asal-usul pisau itu. Senada dengan Amir, Sulasmi juga mengaku tak pernah melihat Yodi Prabowo.
6.Masih misterius
Meskipun sudah mengantongi beberapa petunjuk, sampai saat ini pelaku pembunuhan Yodi masih misterius. Polisi masih menyelidiki asal-usul pisau yang menikamnya, serta mengidentifikasi rekaman CCTV di sekitar lokasi. Hingga 17 Juli 2020, polisi sudah memeriksa 29 saksi, di antaranya keluarga, kekasih, dan rekan kerja Yodi, tapi polisi belum menemukan titik terang siapa pembunuh editor Metro TV itu.