Kata Wali Kota Soal Beda Data Covid-19 di Bekasi dengan Jabar
Reporter
Adi Warsono (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 22 Juli 2020 14:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Terdapat perbedaan data jumlah kasus Covid-19 antara Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bahkan, selisih kasus aktif mencapai 403, lebih banyak yang tercatat di Pemprov Jawa Barat.
Dilansir dari situs milik Pemprov Jawa Barat yaitu pikobar.jabarprov.go.id, akumulasi kasus sampai dengan 20 Juli sebanyak 698, dimana kasus aktif mencapai 415, sedangkan pasien sembuh sebanyak 251 dan meninggal 32.
Angka tersebut dibantah Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. "Kasus kita gak pernah sampai 600," kata Rahmat Effendi pada Selasa, 21 Juli 2020.
Mengutip situs milik Pemerintah Kota Bekasi yaitu corona.bekasikota.go.id secara akumulasi kasus Covid-19 di wilayahnya sebanyak 491, dimana kasus aktif sekarang hanya 12. Adapun pasien sembuh sebanyak 443 sedangkan pasien meninggal dunia sebanyak 36.
"Kenapa Jabar sampai 600? Gini aja. You percaya sama saya apa Pemprov Jabar," kata Rahmat Effendi.
Merujuk pada data yang dimiliki, Wali Kota Bekasi telah menetapkan status wilayahnya adaptasi tatanan hidup baru (ATHB) masyarakat produktif aman Covid-19 sejak 2 Juni lalu sampai 2 Agustus mendatang. Rahmat tidak memakai narasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional.
"Sekarang kami bersyukur, sejak Pak Presiden melakukan simulasi di Summarecon sampai sekarang belum ditemukan kasus meninggal dunia," kata Rahmat Effendi.
Ia menyebut angka kesembuhan pasien sejak sebulan lebih mencapai 100 persen. "Artinya kita buka ini (sejumlah sektor usaha hingga ruang publik) sesuai standarnya semua. Misal untuk hiburan, rumah makan dan lain-lain," kata Rahmat Effendi.