Petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan DKI Jakarta menyemprotkan disinfektan di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu, 3 Juni 2020. Penyemprotan tersebut sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) di rumah ibadah jika nantinya kembali dibuka untuk umum saat pemberlakuan tatanan hidup normal baru (new normal). ANTARA/Nova Wahyudi
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pelaksana Kurban di Masjid Agung Istiqlal, Abu Hirairah mengatakan sampai dengan Jumat siang, 31 Juli 2020 sudah ada 36 ekor hewan kurban. Puluhan hewan itu akan dipotong pada Sabtu, 1 Agustus 2020.
"Jumlah hewan kurban sampai saat ini itu terdiri dari sapi 21 ekor, kambing 15 ekor. Itu sudah termasuk yang punya Pak Presiden dan Wapres," kata Abu saat dihubungi, Jumat.
Lebih lanjut Abu mengatakan Presiden Joko Widodo menyerahkan kurban berupa sapi jenis PO atau Peranakan Ongole yang memiliki berat sebesar 1,093 ton.
Selama proses pemotongan hewan kurban, hanya panitia yang diperbolehkan berada di kawasan Masjid terbesar di Asia Tenggara itu. "Tidak boleh (ada warga yang menonton). Ini kita terbatas sekali karena sesuai dengan aturan protokol kesehatan yang sangat ketat," kata Abu.
Lebih lanjut Abu mengatakan untuk hewan-hewan kurban yang sudah dipotong akan didistribusikan dengan sistem pengantaran langsung ke rumah-rumah warga seperti tahun 2019 lalu."Persis sama dengan tahun kemarin kami yang mengantarkan ke mustahiknya," ujar Abu.
Namun sedikit berbeda, ada pendistribusian kurban dari Masjid Istiqlal di Idul Adha 2020 yang dilakukan dengan memberikan kurban secara hidup ke tiga lokasi di luar DKI Jakarta."Tahun ini kami ada distribusikan (kurban) dalam keadaan hidup. Sekitar 3 ekor itu sapi. Itu ke Pusat Studi Alquran, sama Perguruan Tinggi Alquran dan Yayasan Al Idrisiah," kata Abu.
Sebelumnya diberitakan, Masjid Istiqlal pada tahun 2020 ini akan menggunakan kantong plastik sebagai tempat daging hewan kurban. Namun, plastik tersebut ramah lingkungan karena bahan bakunya dari bambu.
"Kami sudah buktikan plastik ini mudah larut dan langsung terurai, jadi kalah besek," kata Abu Hurairah saat dihubungi, Kamis, 30 Juli 2020. Menurutnya, hal itu dilakukan karena saat ini untuk mendapatkan besek cukup susah karena harus memesan ke Tasikmalaya dan memakan waktu yang cukup lama.