Begini Suasana Ruko Royal Gading Square Pasca Penembakan Bos Pelayaran
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 14 Agustus 2020 18:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Ruko Royal Gading Square, Jakarta Utara, terlihat cukup sepi, Jumat, 14 Agustus 2020. Hanya tampak beberapa karyawan perusahaan yang berkantor di masing-masing bloknya berlalu-lalang, juga beberapa petugas parkir yang mengatur kendaraan keluar masuk. Tidak tampak tanda-tanda bahwa sehari sebelumnya terjadi penembakan bos pelayaran, Sugiarto, 51 tahun.
Sugiarto ditemukan tewas tertembak di halaman depan ruko tersebut pada Kamis, 13 Agustus 2020, tidak jauh dari tempatnya berkantor. Penemuan jenazahnya mengagetkan warga dan membuat mereka berkerumun, lantaran hal tersebut terjadi di siang bolong pada saat korban hendak beristirahat makan siang di rumahnya. Diketahui bahwa di belakang ruko tersebut terdapat sebuah perumahan, di mana ruko dan perumahan tersambung oleh sebuah pagar kecil yang dijaga ketat.
Baca Juga: Ketua RW Sebut Korban Penembakan di Kelapa Gading Sosok yang Rendah Hati
Nurul, seorang karyawan PT Perwita Nusaraya mengakui kejadian tersebut mengagetkannya. “Saya kira suara bengkel, ternyata ke depan kelihatan ada kaki,” ujarnya yang melihat tubuh korban tergeletak tak bernyawa pada siang hari tersebut. Diketahui bahwa suara ledakan ternyata adalah tembakan senjata pelaku. Kantor Nurul berada di antara kantor milik korban dan lokasi ditemukannya jasad bos pelayaran tersebut, masing-masing hanya berjarak 2 blok di sisi kiri dan kanan.
Meski bertetangga, ia mengaku tak terlalu kenal dengan Sugiarto maupun karyawannya. Hal ini, menurutnya, karena setiap kantor dan pegawainya disibukkan dengan urusan masing-masing. “Jarang sih Mbak, di sini kan juga gak ada kantin jadi gak makan bareng,” kata Nurul. Namun demikian, ia mengetahui bahwa korban adalah seorang pengusaha kapal kargo dengan anak buah di kantor setidaknya sebanyak 5 orang. Dan kantor itu langsung tutup setelah kejadian nahas tersebut, Kamis, 13 Agustus 2020.
Di sisi lain, kejadian itu membuat wanita berkerudung tersebut cukup gentar ketika hendak berkantor hari ini. “Tadi sudah ingin WFH, tapi akhirnya masuk saja,” katanya. Sebelumnya menurut Nurul, tidak pernah ada kejadian yang membuatnya waspada karena lingkungan sekitar dinilainya aman. Hal yang sama juga diungkapkan Anggi, seorang pegawai minimarket di ruko tersebut. “Ya jadi parno (takut) sih Mbak, apalagi biasanya di sini aman,” katanya sembari melayani pembeli.