Buntut Tawuran, Warga Kampung Rawa Minta Jembatan Kota Paris Dibongkar
Reporter
Antara
Editor
Dwi Arjanto
Sabtu, 5 September 2020 15:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Lurah Kampung Rawa Ferry Zahrudin mengatakan warga Kampung Rawa RW 008 telah meminta kepada Pemerintah Kota Jakarta Pusat agar jembatan Kota Paris yang menghubungkan wilayah Tanah Tinggi dan Kampung Rawa dibongkar untuk mencegah tawuran.
"Kita sudah bersurat ke Wali Kota agar jembatan ini dibongkar karena sering menjadi tempat tawuran. Ini sudah ada surat kesepakatan dari warga-warga di sini tetapi belum terealisasi," kata Ferry saat dihubungi, Sabtu, 5 September 2020.
Imran menyampaikan keinginan warga agar Jembatan Kota Paris dibongkar karena baru saja kembali terjadi pertikaian antar kelompok di area itu pada Jumat sore, 4 September 2020.
Baca juga: Polsek Johar Baru Ringkus Pelaku Tawuran Bawa Senjata Tajam.
Satu orang berinisial AG (24) diamankan Polsek Johar Baru, dengan barang bukti berupa senjata tajam berupa celurit.
Ferry mengatakan pada 2017 sebenarnya akses Jembatan Kota Paris sempat ditutup oleh Pemkot Jakarta Pusat, namun penutupan akses tersebut rupanya tidak berhasil.
"Dulu sudah pernah ditembok di kedua sisi. Nah 2019 itu dibongkarlah itu tembok sama warga dari Tanah Tinggi. Padahal kan warga kita (Kampung Rawa) yang inginnya itu ditembok," ujar Ferry.
Ferry mengaku sudah sejak bulan Maret 2020 pihaknya mengajukan permohonan pembongkaran jembatan Kota Paris itu namun hingga saat ini belum ditanggapi.
"Mungkin lagi dicari dulu asetnya sebenarnya punya siapa. Dan memang butuh rapat lanjutan. Terhalang COVID-19 juga kan," katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Sektor (Polsek) Johar Baru meringkus seorang pelaku tawuran berinisial AG (24) yang kedapatan membawa celurit di Kota Paris, Tanah Tinggi, Johar Baru dalam sebuah tawuran antar kelompok pada Jumat sore, 4 September 2020
"Iya betul ada yang diamankan," kata Kapolsek Johar Baru Kompol Supriadi saat dihubungi, Jumat malam
Sementara itu, Kanit Reskrim Johar Baru AKP Suprayogo mengatakan tawuran itu diduga berasal dari pertikaian saat bermain bola antar kelompok. "Awalnya tuh diduga gara-gara salah satu orang dipukul saat main bola," ujar Suprayogo.
ANTARA