Pro Kontra PSBB, Warga Jakarta: Baru Sebulan Kerja, Masa jadi Pengangguran Lagi

Jumat, 11 September 2020 11:36 WIB

Suasana pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis, 10 September 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat di Ibukota pada 14 September mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghapus masa transisi dan kembali menerapkan PSBB seperti awal pandemi Covid-19, pro dan kontra terjadi di masyarakat.

Iboi, 28 tahun, warga Senen, Jakarta Pusat, tak keberatan PSBB kembali diberlakukan di Jakarta. Dia menyaksikan sendiri banyak orang tak mematuhi protokol kesehatan saat PSBB Transisi Fase 1 diberlakukan.

"Banyak banget orang-orang yang ga patuh, jadi daripada membahayakan diri sendiri, lebih baik PSBB aja," kata Iboi kepada Tempo, Jumat, 1 September 2020.

Iboi berpendapat, bahkan seharusnya pemerintah mengambil langkah karantina wilayah total atau lockdown agar penyebaran virus dapat terhenti. Kebijakan ini dapat diterapkan asalkan, pemerintah mau menanggung biaya hidup masyarakat terdampak.

"Kalau pemerintah bisa nanggung (biaya hidup), setuju lockdown," kata Iboi.

Advertising
Advertising

Usul agar pemerintah memberlakukan lockdown juga disampaikan Syaiful Rachman, seorang pegawai swasta ini.

Syaiful menilai PSBB merupakan kebijakan setengah hati yang dampaknya tak terlalu efektif menurunkan penularan Covid-19, tapi secara signifikan membuat ekonomi melemah.

"Menurut saya PSBB ga terlalu efektif, mending lockdown untuk beberapa waktu, habis itu bisa normal lagi," ujar Syaiful.

Pendapat berbeda yang menolak penerapan kembali PSBB juga datang dari seorang warga Kalideres bernama Faldo. Ia mengatakan baru saja mendapat pekerjaannya kembali sebagai sales ponsel setelah mal dibuka.

Faldo khawatir penerapan PSBB membuat mal kembali ditutup dan ia kehilangan pekerjaannya lagi. "Baru sebulan saya kerja, masa jadi pengangguran lagi," kata dia.

PSBB akan kembali diberlakukan di Ibu Kota mulai Senin depan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil kebijakan rem darurat karena kasus Covid-19 terus melonjak hingga masuk kategori bahaya. Masyarakat juga masih enggan menggunakan masker meski Satpol PP melakukan razia masker setiap hari.

Dalam kebijakan PSBB kali ini, Anies Baswedan kembali melarang kantor beroperasi mulai Senin besok, kecuali 11 bidang yang esensial. Rumah makan dan restoran diperbolehkan beroperasi tetapi tidak boleh menerima pengunjung untuk makan di tempat "Hanya boleh menerima pesanan untuk dibawa pulang atau diantar," ujar Anies Baswedan.

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

4 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ramai Disorot karena Disebut akan Dicabut, Apa Itu Program KJMU?

7 Maret 2024

Ramai Disorot karena Disebut akan Dicabut, Apa Itu Program KJMU?

KJMU dan KJP Plus merupakan sebuah program strategis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

6 Maret 2024

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Ini Cara Aktifkan Lagi NIK KTP DKI yang Nonaktif karena Tinggal di Luar Jakarta

26 Februari 2024

Ini Cara Aktifkan Lagi NIK KTP DKI yang Nonaktif karena Tinggal di Luar Jakarta

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akan menonaktifkan NIK KTP DKI warga yang berdomisili di luar Jakarta

Baca Selengkapnya

Banyak Warga Jakarta Gadaikan Emas dan Ponsel di Akhir 2023

6 Januari 2024

Banyak Warga Jakarta Gadaikan Emas dan Ponsel di Akhir 2023

Fenomena setiap akhir tahun, di luar emas, warga menitipkan barang elektronik di PT Pegadaian

Baca Selengkapnya

Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

4 Januari 2024

Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

Rumah sakit di setidaknya empat negara bagian Amerika Serikat menerapkan kembali kewajiban penggunaan masker di tengah meningkatnya kasus COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga DKI Tertarik Ide Anies soal 40 Kota Selevel Jakarta, tapi Ragu Eksekusinya

27 Desember 2023

Warga DKI Tertarik Ide Anies soal 40 Kota Selevel Jakarta, tapi Ragu Eksekusinya

Begini respons warga Jakarta soal ide pembangunan 40 kota setara Jakarta dari Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Masukkan Unsur Kesehatan di Resolusi Tahun Baru

26 Desember 2023

Perlunya Masukkan Unsur Kesehatan di Resolusi Tahun Baru

Membuat resolusi sehat adalah langkah pertama untuk mencapai keseimbangan dalam hidup sehingga perlu dimasukkan dalam resolusi tahun baru.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Cegah Merebaknya Varian Covid-19 JN.1 Selama Libur Nataru

26 Desember 2023

Antisipasi Cegah Merebaknya Varian Covid-19 JN.1 Selama Libur Nataru

Antisipasi mencegah merebaknya varian Covid-19 JN.1 penting karena saat libur Nataru mobilitas masyarakat meningkat tajam.

Baca Selengkapnya