Kata Warga Jakarta Setelah Seminggu PSBB Ketat

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Senin, 21 September 2020 13:30 WIB

Anggota Satpol PP berjaga saat Operasi Yustisi Protokol COVID-19 di kawasan Jati Padang, Jakarta, Kamis, 17 September 2020. Polda Metro Jaya mencatat hingga Selasa (15/9) telah memberikan sanksi terhadap 9.734 pelanggar PSBB Jakarta dengan nilai denda sebesar Rp88,6 juta. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB ketat di DKI Jakarta sudah berlangsung satu pekan. Meski demikian, masyarakat merasa PSBB saat ini masih longgar sehingga terdapat berbagai pelanggaran.

Excel, seorang pemilik kedai kopi di Cengkareng Barat, Jakarta Barat mengatakan PSBB yang telah ditetapkan sejak 14 September 2020 belum efektif.

Sebab, ia melihat masih ada kafe dan tempat makan yang mengijinkan makan di tempat. Excel melihat kafe dan tempat makan yang mengizinkan makan di tempat itu berada di sekitar kedai yang dikelolanya.

Padahal, dia mengatakan sudah tak mengizinkan lagi ada makan di tempat di kedainya.

“Kalau kami sudah bersih gak ada dine in, tapi di sekitar kami masih banyak yang sedia makan di tempat. Bahkan, malam minggu kemarin ada yang live music,” kata Excel ketika dihubungi Tempo, Senin, 21 September 2020.

Advertising
Advertising

Ia juga sepakat dengan pelaksanaan operasi yustisi yang berisikan 6.800 personel dan melibatkan Tentara Nasional Indonesia atau TNI. Namun, ia memberi catatan ihwal kedisiplinan penegakan. “Kemarin ada dua kali sidak di daerah sini, tapi tetap aja ada yang bisa dine-in bahkan sampai live music,” kata dia.

Hal serupa juga diungkapkan Aan Ihsan, Disc Jockey yang berdomisili dan biasa pentas di Jakarta.

Menurutnya seminggu PSBB ini tidak efektif, jika dibanding PSBB awal. PSBB kali ini, kata dia, jauh lebih longgar. “Orang udah mulai berani, bawaan dari new normal. Udah tak seketat dulu dan gak berasa PSBB-nya,” kata dia.

Ia juga sepakat dengan pelaksanaan Operasi Yustisi. Menurutnya, ekonomi tidak akan membaik kalau penyebaran Covid-19 tidak dikendalikan. “Saya berharap cepat selesai, venue kembali buka. Namun itu gak akan tercapai kalau Corona gak teratasi,” kata dia.

Ia bercerita, dia sempat kembali nge-DJ ketika masa transisi atau new normal dan menggelar beberapa konser virtual. Namun, pendapatannya tidaklah seberapa dibanding sebelum Covid-19. “Venue gak bisa selling (penjualan) karena mereka juga kacrut (anjlok). Selain itu daya beli masyarakat juga lagi turun,” kata dia.

Berbeda dari Aan dan Excel, Ais mahasiswa yang berdomisili di Jakarta Timur tidak sepakat dengan pelibatan TNI dalam operasi Yustisi. Ia khawatir pelibatan TNI justru akan menimbulkan susana mencekam di masyarakat. “Kayaknya gak perlu ngelibatin TNI, Pol-PP aja cukup. Khawatirnya masyarakat takut,” kata dia.

Selain itu, terkait penanganan Covid-19, ia berharap pemerintah lebih gencar melakukan swab test ke masyarakat yang secara ekonomi lemah.“Walaupun misalnya angkanya akan naik, yang penting pemerintah tau fakta di lapangan. Setelah itu penanganan di aspek lain baru mengikuti,” kata dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI, Anies Baswedan menarik rem darurat dan mengembalikan Jakarta ke PSBB ketat mulai Senin 14 September 2020 hingga 29 September 2020. Selain itu, pada 19 September 2020 Anies meneken Pergub 79 tahun 2020 tentang disiplin dan penerapan protokol kesehatan yang nantinya menjadi dasar hukum Operasi Yustisi.

RAFFI ABIYU

Berita terkait

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

2 hari lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

3 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

4 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

4 hari lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

4 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

4 hari lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya