Anies Klaim Tes Covid-19 DKI Lima Kali Standar WHO, Fraksi PDIP: Terlalu Yakin

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 22 September 2020 03:53 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) berbincang saat mendatangi TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu malam, 19 September 2020. Lewat media sosialnya, Anies menyebut ada 45 jenazah yang dikuburkan sepanjang hari Sabtu di pemakaman tersebut. Instagram/@Anies Baswedan

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP dan epidemiolog Gilbert Simanjuntak menilai klaim Gubernur DKI Anies Baswedan yang menyebut pelaksanaan tes Covid-19 DKI melampaui standar World Health Organization (WHO) hingga lima kali lipat terlalu percaya diri dan perlu dikoreksi.

“Selama ini Gubernur terkesan selalu terlalu percaya diri mengatakan bahwa tes sudah dilakukan 5x standar WHO. Ini harus dikoreksi, bahwa yang perlu dites adalah mereka yang bergejala dan yang terpapar/kontak,” ujar Gilber dalam keterangannya kepada media pada Senin, 21 September 2020.

Baca juga : Sekda DKI Saefullah, Sang Pendamping 4 Gubernur DKI Itu Berpulang

Menurut Gilbert, melakukan tes secara sporadis merupakan upaya sia-sia, karena mudah saja untuk menemukan orang yang bersedia dites hanya untuk melebihi standar WHO. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa tes seharusnya dilakukan dengan sasaran yang jelas, yaitu mereka yang bergejala dan yang terpapar atau melakukan kontak dengan pasien.

Sebelumnya, Anies pernah mengklaim bahwa tes swab yang dilakukan di DKI sudah lima kali lipat melebihi standar WHO, satu per seribu populasi per pekan. Tes itu, kata Anies, dilakukan berdasarkan penelusuran terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif selama 14 hari terakhir.

Namun, Gilbert mengatakan bahwa pelaksanaan contact tracing atau penelurusan orang-orang berpotensi terpapar yang dilakukan Pemprov DKI juga masih belum optimal. Sebab, ia menilai, berdasarkan data bulan Mei penelusuran yang dilakukan Pemprov DKI hanya menyasar 3 kontak untuk setiap 1 kasus atau tracing 1:3, sedangkan data penelusuran bulan Juni hingga September, kata dia, angkanya tidak pernah dilaporkan.

Mantan Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia itu lantas menjelaskan bahwa untuk setiap 1 kasus, seharusnya dilakukan penelusuran terhadap 30 kontak terdekat atau 1:30, yang artinya jauh lebih besar dari angka penelusuran Pemprov DKI di bulan Mei.

Kendati demikian, Gilbert menyarankan, jika penelusuran 1:30 itu masih sulit dilakukan, setidaknya Pemprov bisa meningkatkannya menjadi 10 orang untuk setiap 1 kasus, dengan menyasar kalangan keluarga, tetangga, teman sekerja, dan sahabat dekat pasien.

Gilbert pun mendesak Anies agar tak melulu membicarakan hitung-hitungan rasio, dan lebih fokus mengurusi perihal kebijakan.

“Selama ini kita misleading oleh paparan yang selalu menyampaikan Rt, positivity rate, dan fatality rate. Sebaiknya hal tersebut diserahkan ke Satgas Covid DKI dan Gubernur fokus ke kebijaksanaan/policy,” kata Gilbert Simanjuntak.

ACHMAD HAMUDI ASSEGAF | DA

Berita terkait

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

14 jam lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

16 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

22 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

1 hari lalu

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

Timnas AMIN dibubarkan pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

1 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

2 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

2 hari lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

Mantan capres nomor urut 01 Anies Baswedan menanggapi absennya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pembubaran Timnas Amin.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

2 hari lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

2 hari lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya