Polisi: Korban Pelecehan Rapid Test di Bandara Ikuti Pemeriksaan Psikologis

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 22 September 2020 16:02 WIB

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus/TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyatakan polisi sudah bertemu dengan korban pelecehan dan pemerasan saat rapid test di Bandara Soekarno-Hatta.

Korban menurut Yusri sedang mengikuti pemeriksaan psikologis di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Gianyar, Bali.

Diketahui korban merupakan seorang penumpang pesawat di Terminal 3, insiden terjadi seusai korban mengikuti rapid test oleh seorang petugas.

“Kemarin sudah kami lakukan pendalaman kemudian juga pemeriksaan hari ini, yang kami sementara lakukan pemeriksaan psikologi sebagai alat bukti kita di P2TP2A Gianyar, Bali,” kata Yusri di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Selasa, 22 September 2020.

Beberapa alat bukti dan saksi lainnya, kata Yusri, adalah rekaman CCTV Airport Operation Control Center (AOCC), juga kesaksian dari penanggung jawab pengadaan layanan tes cepat di bandara yaitu PT Kimia Farma.

Advertising
Advertising

“Didalami lewat CCTV yang ada, keterangan saksi-saksi dan keterangan pelapor sendiri,” kata Yusri tentang pencarian bukti pelecehan yang dialami korban.

Menurutnya pada Senin, 21 September 2020, 3 anggota Polresta Bandara Soekarno-Hatta terbang ke Bali guna bertemu korban. Ia menyatakan saat ini sudah dilakukan laporan polisi dan pengambilan keterangan, pengakuan korban menurutnya sesuai dengan yang tertera di utas Twitter milik korban yang sempat viral sebelumnya.

Yusri menambahkan bahwa menurut keterangan perusahaan penyedia tes cepat, tidak ada pemalsuan dokumen. Yang ada, menurutnya adalah tindak penipuan.

“Karena memang keterangan dari PT Kimia Farma pemalsuan dokumen ini tidak ada, yang ada adalah penipuan. Memang hasilnya adalah reaktif, tetapi dia menipu korban mengatakan bahwa itu non-reaktif, mengubah harus dengan bayar 1,4 juta,” kata Yusri.

Nantinya jika sudah terbukti unsur-unsur, menurutnya bisa dilakukan penyidikan dengan persangkaan kasus di Pasal 378.

Kasus bermula dari viralnya utas Twitter korban LHI lewat akunnya, @listongs pada Jumat, 18 September 2020 tentang kronologi kejadian. Korban hendak berangkat dari Jakarta menuju Nias, dan mengikuti rapid test di bandara sebagai kelengkapan penerbangan.

Hasil yang reaktif membuat petugas, EFY menyatakan hendak membantu mengubah menjadi non-reaktif. Sempat kebingungan, LHI akhirnya menerima hasil rapid test non-reaktif dan bergegas menuju gerbang keberangkatan.

Namun, EFY mengejarnya dan meminta sejumlah uang karena telah membantu mengubah hasil tes. Tak ingin persoalan berlanjut, LHI mentransfer uang Rp 1,4 juta kepada EFY. "Abis itu, si dokter ngedeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. Di situ aku benar-benar shock, ga bisa ngapa-ngapain, cuma bisa diem, mau ngelawan aja ga bisa saking hancurnya diri aku di dalam," cuit LHI. Tempo sudah meminta izin kepada korban untuk mengutip cuitan itu.

WINTANG WARASTRI

Berita terkait

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

8 jam lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

2 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

2 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

3 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

3 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

3 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya