4 Fakta DPRD DKI Rapat Anggaran di Puncak, Tuai Kritik dan Kecurigaan Fitra

Kamis, 22 Oktober 2020 06:50 WIB

Suasana rapat Bapemperda DPRD DKI membahas pasal-pasal Raperda tentang Penanggulangan Covid-19 di Gedung DPRD DKI pada Rabu, 7 Oktober 2020. TEMPO/ Achmad Assegaf

TEMPO.CO, Jakarta - DPRD DKI Jakarta memilih menggelar rapat anggaran di Hotel Jaya Raya, Puncak, Kabupaten Bogor pada 20-21 Oktober 2020. Mereka memilih membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (RAPBD-P) DKI 2020 di Puncak karena alasan Covid-19.

Ini kedua kalinya rapat dewan yang tercatat diselenggarakan di luar Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat sejak pandemi Covid-19. Rapat di luar kantor Kebon Sirih pertama dilakukan pada awal September.

Saat itu, anggota DPRD DKI memilih menggelar rapat komisi di Restoran Pulau Dua, Senayan, untuk menghindari penularan Covid-19 meski gedung DPRD sudah disterilkan. Ada dua rapat komisi DPRD DKI yang digelar di Restoran Pulau Dua itu, yakni rapat Komisi B Bidang Perekonomian dan Komisi C Bidang Keuangan.

Berikut fakta pembahasan RAPBD-P DKI 2020:
1. Menghindari penularan Covid-19

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta Hadameon Aritonang mengklaim pemindahan lokasi rapat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2020 ke kawasan Puncak untuk menghindari penularan Covid-19. Menurut dia, dewan mengusulkan perhelatan di luar kantor ini dalam rapat badan musyawarah alias bamus pekan lalu dan disepakati.

"Kalau di sini (Puncak) kan tempatnya terbuka. Kalau di DPRD nggak ada ventilasinya. Gedungnya tertutup," kata Hadameon saat dihubungi, Rabu, 21 Oktober 2020.

2. Rapat maraton
Hadameon menuturkan ada dua rapat anggaran berbeda yang dibahas. Di hari pertama pada 20 Oktober, RAPBD-P 2020 dibahas dalam rapat Badan Anggaran alias Banggar DPRD.

Rapat dilanjutkan oleh lima komisi bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terkait di hari berikutnya.

3. Rapat di luar kantor dikritik
Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan mengkritik perhelatan rapat di luar Gedung DPRD. Menurut dia, dewan seharusnya tetap rapat di kantor dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Dengan begitu, warga dapat mengawasi rapat tersebut.

Alasan untuk menghindari penularan Covid-19, dia menganggap, tidaklah tepat. Sebab, kawasan Bogor masih masuk zona merah penularan virus corona. Misbah berpendapat rapat di luar Ibu Kota ini mengindikasikan agar serapan anggaran 2020 tampak cukup tinggi.

Baca juga: DPRD DKI Rapat di Puncak, Fitra: Waspadai Anggaran Siluman

Hal itu meningat ada biaya perjalanan dinas, penginapan, dan akomodasi yang terpakai. "Ini sepertinya bukan untuk menghindari Covid-19. Karena di Bogor pun masuk zona merah, tapi lebih untuk serapan anggaran," ujarnya.

4. Rawan anggaran siluman
Misbah mengkhawatirkan terjadi penyelewengan anggaran dalam rapat pembahasan APBD DKI di luar Jakarta. Salah satunya ada 'titipan' anggaran janggal yang kemudian disepakati dewan.

Dia meyakini kualitas dan akuntabilitas APBD 2020 menjadi rendah jika rapat anggaran dilakukan sembunyi-sembunyi. "Yang dikhawatirkan ada kesepakatan gelap atau anggaran-anggaran siluman yang ingin disisipkan di komponen kegiatan atau program," ujarnya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

6 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya