Siswi kelas 2 SDN 01 Pagi Bukit Duri Keysha Nayara Effeni (8) belajar secara online didampingi ibunya Okta (31) di gerai makanan tempat ibunya berjualan di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto akan menangani kasus siswa SMPN 286 yang tak bisa ikut ujian online karena tak punya ponsel pintar. Uus meminta Camat Palmerah Firmanuddin untuk memeriksa keadaan siswa di wilayahnya yang dilaporkan tak punya telepon seluler.
“Kami tindak lanjuti, nanti saya akan diskusikan dan komunikasikan terkait hal itu,” kata Uus di Jakarta Barat, Senin 26 Oktober 2020.
Wali Kota Jakarta Barat itu akan mendiskusikan hal tersebut dengan jajarannya agar semua siswa bisa bersekolah secara online pada masa pandemi Covid-19.
Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat Uripasih mengatakan belum mendapat laporan dari SMPN 286 Jakarta terkait siswa yang tidak punya ponsel sehingga tak bisa mengikuti ujian online. Uripasih akan mengadakan rapat online dengan seluruh kepala sekolah untuk menyisir siswa yang tidak punya ponsel.
“Akan kami sisir siswa yang benar-benar keluarganya tidak memiliki ponsel. Nanti kami akan bantu lewat CSR atau bantuan alumni,” kata dia.
Salah satu pelajar SMP di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, bernama Aditya Akbar tidak bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama enam bulan terakhir ini lantaran tidak punya ponsel pintar. Akibatnya dia juga tak bisa ikut ujian online.
Sejak menjadi siswa baru di SMP Negeri 286, dia tak bisa mengikuti belajar online atau pembelajaran jarak jauh. Karena tak punya ponsel pintar, Aditya tak bisa mengikuti ulangan tengah semester.
“Mulai belajar online sebenarnya dari kelas VI SD. Dulu ada handphone bapak, tapi sekarang udah enggak ada karena rusak pas masuk SMP,” ujar Aditya di Jakarta, Senin.
Aditya memaklumi ayahnya tidak bisa membelikan ponsel baru, karena terkena PHK di bengkel tempatnya kerja sejak pandemi Covid-19. Penghasilan ayahnya kurang dari Rp100.000 sehari sehingga tidak sanggup membeli ponsel.
Menurut Aditya, pihak sekolah telah mendatangi rumah petaknya di Jalan Cempaka Bawah RT10/07 Nomor 41 Kota Bambu Utara, Palmerah pada Jumat, 23 Oktober lalu. “Pihak sekolah datang ke sini, karena saya tidak ikut sekolah daring dan ulangan,” kata Adit.
Namun pihak sekolah tak dapat berbuat banyak dan memberitahu orang tuanya untuk mengupayakan ponsel agar Aditya bisa bersekolah. Siswa penyuka pelajaran IPA tersebut hanya bisa pasrah tidak dapat lanjut mengikuti pelajaran sekolah, lantaran keterbatasannya saat ini.