Cerita Komunitas Pesepeda Tempel Curhat di Punggung Atas Maraknya Begal Sepeda

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 31 Oktober 2020 15:54 WIB

Para pesepeda dari Too Much Idea Cycling Cult menempelkan tulisan-tulisan di punggungnya saat mengayuh pit. Aksi ini dilakukan menanggapi maraknya kasus begal dan jambret sepeda. Foto: Instagram

TEMPO.CO, Jakarta -Komunitas pesepeda Too Much Idea Cycling Cult yang memiliki perhatian pada kesehatan mental, punya cara tersendiri untuk menyampaikan kerisauan atas maraknya kasus begal sepeda dan jambret terhadap para pengayuh pit akhir-akhir ini.

Saat gowes, mereka menempelkan kertas di punggung dengan pelbagai tulisan. Beberapa di antaranya seperti 'Saya Gajian Tanggal 1, Jangan Dibegal, Sama-sama Susah', 'Saya Trauma Dijambret, Masa Tega si Ngebegal' atau 'Saya Anxious, Kalo Dibegal Susah Pulihnya'.

"Sebenarnya itu buat lucu-lucuan sekaligus buat awareness ke masyarakat, kalau semua orang berhak untuk tidak dibegal, entah itu pesepeda, peseda motor, atau pejalan kaki," ujar anggota Too Much Idea, Akbar Darmansyah kepada Tempo, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Akbar mengaku sadar bahwa aksi tersebut tidak bisa dijadikan langkah untuk menurunkan kejahatan begal sepeda.

Namun setidaknya, kata dia, tulisan-tulisan tersebut menggambarkan bahwa begal maupun jambret membuat para pesepeda menjadi khawatir.

Baca juga : Kondisi Kolonel Marinir Korban Begal Sepeda Berangsur Membaik

"Kayak curhat saja gitu, kita jadi was-was," kata Akbar.

Advertising
Advertising

Pada Juli 2020, Akbar pernah menjadi korban jambret saat bersepeda di kawasan Sudirman, Jakarta. Pria yang sehari-harinya menggunakan sepeda untuk pulang pergi rumah - kantor, yakni dari Depok ke Ciledug ini harus kehilangan ponselnya.

Ketika malam itu, Akbar bersama tiga rekannya sedang mengayuh pit. Mereka berencana melakukan pelatihan yang rutin dilakukan oleh komunitasnya. Akbar lantas berencana menghubungi rekannya dengan sambungan telepon. Begitu ponsel dikeluarkan, jambret menyambar gadget miliknya dari belakang secara tiba-tiba.

"Pelakunya naik motor RX King," ujar Akbar.

Atas maraknya kejahatan berupa begal dan jambret sepeda, Kepolisian Daerah Metro Jaya telah membuat dua tim khusus, yakni untuk mengungkap kasus dan melakukan pencegahan. Untuk pencegahan, polisi telah melakukan pemetaan tempat-tempat rawan begal sepeda seperti di Jalan Sudirman - Thamrin.

"Kita lakukan penjagaan di tempat tersebut, baik yang berseragam maupun yang pakaian preman," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, di kantornya, Selasa, 27 Oktober 2020.

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

1 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

1 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

2 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

2 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

2 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya