TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyayangkan munculnya klaster Covid-19 di Madrasah Aliyah Negeri atau MAN 22, Jakarta Barat. Sebanyak 33 orang guru dan karyawan MAN 22 terkonfirmasi positif Covid-19 usai pulang melaksanakan study tour di Yogyakarta.

FSGI menilai, program study tour MAN 22 dilaksanakan tanpa mitigasi risiko. Padahal, sudah ada satu guru yang mengaku sakit dan menunjukkan gejala Covid-19.

"Kami meminta Kementerian Agama untuk memeriksa Kepala Madrasah MAN 22 sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri. Pemeriksaan didasarkan pada adanya dugaan kelalaian dan lemahnya manajemen mitigasi resiko pimpinan madrasah sehingga menimbulkan kerugian," kata anggota Dewan Pengawas FSGI Retno Listyarti melalui keterangan tertulis pada Ahad, 6 Desember 2020.

Apalagi, FSGI menduga bahwa kegiatan ini tidak mengantongi izin tertulis dari Kepala Kantor Kementerian Agama. Selain itu, Kepala Madrasah juga diharapkan menanggung seluruh biaya perawatan sebagai bentuk tanggung jawab atas kelalaiannya.

"Kepala Madarasah baru adalah pihak yang paling bertanggung jawab, karena tidak cermat dan lalai dalam melaksanakan program wisata yang tidak melihat situasi adanya ancaman bahaya dan tidak mempertimbangkan dampak bepergian berkerumunan," ucap Dewi.

Sebanyak 33 guru MAN 22 Jakarta Barat terdeteksi Covid-19 hingga menjadi klaster penularan usai melakukan perjalanan study tour ke Yogyakarta.

Baca juga: Kepala Sekolah: Guru MAN 22 Pertama Positif Covid-19 Tak Ikut Melancong ke Yogya

Klaster guru tersebut terungkap berawal dari laporan pada 28 November 2020 terkait dua guru MAN 22 yang terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian dilakukan penelusuran kontak.