Rencana Autopsi Ulang 6 Laskar FPI, Keluarga Tunggu Keputusan Komnas HAM

Senin, 21 Desember 2020 15:37 WIB

Anggota keluarga laskar FPI yang tewas saat tiba di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Senin, 21 Desember 2020. Komnas HAM juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 25 saksi terkait bentrok FPI dengan Polisi. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar, mengatakan enam keluarga anggota laskar FPI yang tewas ditembak polisi masih menunggu permintaan resmi Komnas HAM untuk melaksanakan autopsi ulang para korban.

"Kami menunggu dari Komnas HAM. Yang jelas pihak keluarga siap, akan tetapi menunggu dari Komnas HAM," kata Aziz usai mengantar laporan enam keluarga korban ke Komnas HAM, Senin, 21 Desember 2020.

Baca Juga: Komnas HAM akan Konfirmasi Luka Tembak 6 Laskar FPI ke Ahli dan Keluarga

Aziz menuturkan keluarga tergantung keputusan Komnas HAM untuk mencari kebenaran dari peristiwa penembakan. Sebabnya, keluarga tidak mengakui otopsi yang dilakukan polisi tanpa seizin mereka.

"Prinsipnya untuk kebenaran, kami akan membantu sepenuhnya keperluan dari Komnas HAM," ujarnya.

Advertising
Advertising

Suhada, orang tua Faiz Ahmad Syukur, mengatakan belum ada keputusan terkait dengan rencana autopsi ulang anaknya. "Kami akan serahkan segala sesuatunya pada Komnas HAM saja. lagi pula kami keluarga gak begitu paham."

Suhada menuturkan polisi pernah meminta izin dengan cara menelponnya untuk mengautopsi anaknya. Namun, pihak keluarganya tidak pernah mengizinkan polisi mengautopsi jenazah Syukur.

Keluarga juga merasa keberatan dengan cara polisi meminta izin autopsi anaknya dengan cara menelpon. "Ada seseorang nelpon ngaku dari Polda Metro Jaya meminta izin by phone. ini menurut saya sangat kurang beradab dan kurang beretika karena waktu anak saya dibunuh gak ada yang memberi tahu dengan etika yang baik, tiba-tiba mereka telpon saat kami masih terpukul minta izin," ujarnya.

Rencana mengotopsi ulang disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera usai mendampingi keluarga enam laskar FPI yang tewas ke Komnas HAM hari ini.
"Pengacara dan keluarga sudah menyiapkan surat pernyataan boleh kalau Komnas HAM menginginkan ada autopsi ulang," ujar Mardani.

Menurut dia, ada keraguan hasil autopsi yang dilakukan oleh polisi. Sebabnya, keluarga korban tidak pernah memberikan persetujuan autopsi kepada seluruh korban. "Yang disampaikan mereka yang saya tangkap jenazah sudah diautopsi padahal tidak ada keluarga yang memberikan persetujuan melakukan autopsi," ujarnya.

Berita terkait

5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

13 jam lalu

5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Jakarta dengan pangkat taruna tingkat satu meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

3 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

4 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

4 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

5 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

5 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

5 hari lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

7 hari lalu

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

Ahli psikologi forensik mengatakan polisi seharusnya melakukan autopsi psikologis terhadap jenazah Brigadir RA untuk memastikan penyebab kematian.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

7 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Polisi Periksa Isi Percakapan Brigadir RA dan Istri di Ponselnya, Bakal Diungkap ke Publik

9 hari lalu

Polisi Periksa Isi Percakapan Brigadir RA dan Istri di Ponselnya, Bakal Diungkap ke Publik

Isi SMS antara istri dan Brigadir RA akan dirilis oleh Polres Metro Jakarta Selatan kepada publik.

Baca Selengkapnya