Polisi: Sindikat Tes Swab dan Rapid Test Palsu Pemicu Timbulnya Klaster Pesawat

Senin, 25 Januari 2021 16:06 WIB

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat merilis sindikat pemalsu surat PCR dan Rapid Test, Senin, 25 Januari 2021. TEMPO/M Julnis Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan akibat maraknya penggunaan surat Tes Swab dan Rapid Test palsu untuk bepergian ke luar kota, saat ini telah muncul klaster pesawat.

Mereka terpapar virus Covid-19 dari penumpang yang positif Covid-19 namun tidak terpantau.

"Jadi akibat pemalsuan ini sangat besar, bahkan sempat terjadi klaster pesawat. Sementara dari pihak pemerintah sudah melakukan upaya, tapi ada oknum yang cari keuntungan," ujar Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 25 Januari 2021.

Melihat hal tersebut, Yusri mengatakan pihaknya tidak akan main-main dalam pengungkapan sindikat pembuat surat tes palsu itu. Tak cuma itu, polisi juga akan menangkap para pengguna hingga orang yang menyuruh menggunakan surat abal-abal itu.

Baca juga : Polisi Kembali Ringkus Sindikat Pemalsu Tes Swab dan Rapid Test

"Saat ini belum ada tanda-tanda terjadi penurunan angka penularan Covid-19. Makanya jangan sampai ada lagi kasus seperti ini," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat.

Polisi belum lama ini kembali membongkar sindikat pemalsu surat PCR dan Rapid Test palsu, mereka antara lain terdiri dari RSH, RHM, Y, MN, dan SP. Komplotan ini menjual surat bebas corona virus palsu untuk masyarakat yang ingin melakukan perjalanan menggunakan pesawat hingga kereta.

Advertising
Advertising

Yusri menerangkan, para tersangka menjual jasa surat abal-abal itu melalui media sosial dan dari mulut ke mulut. Mereka memasarkan surat palsu tersebut sejak bulan November 2020 dengan harga Rp 90 ribu unik surat swab test dan rapid test antigen, serta Rp 900 ribu untuk PCR.

Selain para tersangka, polisi juga meringkus tiga orang yang pengguna surat palsu tersebut. Mereka antara lain berinisial IS yang membeli, M yang memesan, SP yang menyuruh M memesan surat palsu, dan KS anak di bawah umur yang menggunakan surat palsu tersebut.

Sebelumnya, Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta juga berhasil membongkar komplotan pembuat surat tes PCR dan Rapid Test palsu untuk ratusan pelanggan. Dalam kasus ini, polisi menangkap 15 orang yang di antaranya merupakan petugas keamanan Bandara Soekarno-Hatta.

Atas perbuatanya, para tersangka pemalsu surat Tes Swab abal-abal dijerat dengan Pasal 263 KUHP ayat 1 dan 2 tentang pemalsuan serta penggunaan surat dokumen palsu. Para tersangka terancam dijerat dengan hukuman 6 tahun penjara.

M JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

3 jam lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

2 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

2 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

3 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

3 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya