Satu Keluarga di Ciledug Terkurung di Rumah Sendiri oleh Pagar Tembok, Kok Bisa?
Reporter
Ayu Cipta (Kontributor)
Editor
Dwi Arjanto
Sabtu, 13 Maret 2021 12:41 WIB
TEMPO.CO.Tangerang-Satu keluarga di jalan Akasia, Tajur, Ciledug, Kota Tangerang terkurung pagar tembok durakon setinggi lebih kurang 1,5 meter.
Mereka hidup dalam kurungan 'tembok berlin' sejak dua tahun terakhir. Aktivitas keluar masuk rumah mereka dilalui dengan naik turun tangga melompati pagar.
Menurut Camat Ciledug, Kota Tangerang, Syarifuddin sengketa lahan yang di atasnya dipagar durakon itu berlangsung sejak 2019 lalu. Tak hanya pagar di atasnya dipasang kawat berduri.
"Belum ada titik temu bahkan sebelum laporan ke kepolisian sudah kami mediasikan antar dua keluarga,"kata Syarifuddin kepada Tempo Sabtu 13 Maret 2021.
Awalnya kata Syarifuddin tahun 2015 atau 2016 awal seorang bernama Munir memenangkan lelang Bank Tabungan Negara (BTN) atas tanah dan kolam renang dan bangunan di atasnya. Semula pemilik lahan itu Burhan Anas.
Keluarga Munir lalu menempati bangunan untuk tempat tinggal. Namun sejak lelang dibuka kolam renang komersial itu sudah mati operasionalnya.
"Akses jalan ke kolam renang dan perumahan di sekitarnya lima meter merupakan hibah dari Burhan Anas itu,"kata Syarifuddin.
Dari lebar jalan 5 meter itu dipecah: 2,5 meter ditambah pelebaran 1 meter kemudian dibangun Pemerintah Kota Tangerang melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) menjadi jalan umum menuju Perumahan Brebes.
Sedangkan separuhnya selebar 2,5 meter tetap menjadi akses ke kolam renang dan pemakaman umum.
Baca juga : Hilang Dua Hari, Seorang Mahasiswa Ditemukan Tewas Tenggelam di Kali Ciledug
"Tapi sejak 2019 akses jalan itu ditutup oleh ahli waris Burhan Anas. Anaknya minta agar keluarga Munir membeli dengan harga di atas harga tanah pada umumnya,"kata Syarifuddin.
Sejak saat itu hingga sekarang sengketa lahan di Ciledug itu berlanjut. Semula atas 'gugatan' itu Munir sudah berupaya keras namun hingga ia meninggal pada 2020, sengketa itu tak berujung penyelesaian. Saat ini informasi lain yang diterima Tempo, selain keluarga Munir yang tak bisa mengakses jalan itu adalah warga yang menuju ke pemakaman.
AYU CIPTA