Survei Sebut Warga DKI Paling Tinggi Tolak Vaksinasi Covid-19, Wagub: Faktanya..
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 23 Maret 2021 20:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait hasil survei warga DKI Jakarta tertinggi tolak vaksinasi Covid-19 dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu mencatat 33 persen warga DKI Jakarta menolak vaksinasi.
"Masih ada warga yang menolak itu kan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya mungkin masyarakat Jakarta masih ingin mengetahui lebih jauh lagi terkait vaksin. Kan ada beberapa produk," kata Wagub DKI Riza Patria di Balai Kota DKI, Selasa, 23 Maret 2021.
Riza mengatakan alasan lain penolakan itu mungkin bukan semata-mata tidak ingin divaksin, tapi belum masuk tahapan. "Kan memang ada tahapannya."
Sejauh ini, politikus Gerindra itu, melihat justru warga Jakarta antusias ikut vaksinasi Covid-19. Bahkan Pemerintah DKI sampai menambah jumlah vaksin Covid-19 dan fasilitas kesehatan untuk melayani warga Ibu Kota.
"Jumlah vaksinator, kemampuan penyuntikan per hari terus kami tingkatkan. Itu menunjukkan apa? Antusiasme masyarakat tinggi," ucapnya.
Wagub DKI itu tidak ingin mengomentari terlalu jauh kebenaran hasil survei tersebut. Menurut dia, semua orang bisa melihat sendiri di lapangan bahwa faktanya banyak warga minta divaksin.
<!--more-->
"Setiap hari telepon Gubernur, telepon Wagub, telepon wali kota sampai menghubungi kelurahan semua puskesmas, rumah sakit. Masyarakat antusias."
Bahkan sebagian warga tidak sabar untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Padahal DKI masih memiliki keterbatasan dalam pelayanan meski memiliki lebih dari 500 fasilitas kesehatan untuk melakukan vaksinasi.
"Artinya keinginan warga untuk itu jauh lebih tinggi daripada kemampuan kami menyiapkan vaksin, menyiapkan tenaga sarana dan prasarana. Jauh lebih tinggi karena warga Jakarta kan hampir 11 juta, seluruh Indonesia 267 juta," ujarnya.
Hasil survei SMRC itu menunjukkan penolakan vaksinasi juga banyak ditemukan di Jawa Timur dengan 32 persen, lalu Banten 31 persen. Persentase terendah penolakan vaksin Covid-19 ditemukan di Jawa Tengah, yakni 20 persen.
“Ini temuan yang mengkhawatirkan, mengingat DKI adalah daerah yang yang memiliki tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Indonesia,” ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, lewat keterangan tertulis pada Selasa, 23 Maret 2021.
Survei yang mencakup semua provinsi di Indonesia ini dilakukan pada 28 Februari 2021 - 8 Maret 2021 dengan metode wawancara tatap muka. Survei melibatkan 1220 responden yang dipilih secara acak, dengan margin of error 3,07 persen.
Baca juga: Sekda DKI Sebut Lansia Antusias Ikut Vaksinasi Covid-19: Terima Kasih Pak RT, RW
Menurut Deni, tingginya tingkat penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta tampaknya sejalan dengan persepsi tentang keamanan vaksin. Di DKI Jakarta, sebagaimana juga di Sumatera, persentase warga yang tidak percaya bahwa vaksin dari pemerintah aman mencapai 31 persen. Di sisi lain, hanya 19 persen warga Jawa Tengah yang tidak percaya vaksin dari pemerintah aman.