Penutupan Jalan Bulungan, Cerita Petugas PPSU Jadi Target Makian Warga
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Minggu, 27 Juni 2021 07:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penutupan jalan di Jakarta pada malam hari membuat pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menjadi sasaran kemarahan warga setempat. Polda Metro Jaya menutup ruas jalan di beberapa titik untuk mengurangi kerumunan pada masa PPKM Mkro.
Petugas PPSU bernama Golman mengaku sering dicaci maki warga yang marah karena jalan ditutup. Pria 38 tahun itu adalah petugas jaga di Jalan Bulungan, Jakarta Selatan. Jalan itu adalah salah satu ruas yang harus ditutup mulai pukul 21.00 hingga 04.0.
Selama menjaga agar jalan itu tidak dilintasi orang, Golman mengatakan kata-kata kasar juga kerap dilontarkan orang.
"Sudah jadi makanan kita. Kayak 'ngapain sih ditutup-tutup, bikin susah aja, tai lu'," kata dia kepada Tempo, pada Ahad dini hari, 27 Juni 2021.
Golman dan satu petugas PPSU lain bertugas di dekat lampu lalu lintas Bulungan sekitar kantor Kejaksaan Agung RI. Penutupan Jalan Bulungan diterapkan mulai dari lampu lalu lintas itu hingga ke Bundaran Mahakam. Akses jalan ditutup dengan tali yang diikatkan ke traffic cone.
Menurut Golman, ada tujuh orang yang menjaga jalan itu, termasuk anggota TNI, Polri, dan Satpol PP. Namun, kata dia, petugas jaga dari aparat sedang berada di titik lain di Jalan Bulungan serta melakukan patroli.
<!--more-->
Golman mengatakan banyak orang yang memaksa masuk Jalan Bulungan meski telah ditutup dengan tali dan dijaga. Namun, belum ada orang yang ngotot melintas dengan alasan darurat.
"Yang banyak mereka yang warga sini juga," kata dia.
Menurut Golman, warga sekitar sebenarnya sudah diberikan jalan alternatif menuju ke perumahannya tanpa harus melewati Jalan Bulungan, yaitu melalui Jalan Barito 1. Ketua RW setempat disebut telah melakukan sosialiasi kepada warganya.
Walau sudah diarahkan ke Jalan Barito 1, banyak warga yang menolak. Golman kadang terpaksa membiarkan mereka karena tak mau ribut.
"Mau gimana lagi. Kita gak mau debat. Terus pas dia lewat, semua yang di belakangnya masuk juga," kata Golman.
Pada pembatasan mobilitas itu, banyak juga orang yang memang bandel. Mereka biasanya beralasan hanya ingin lewat ke arah Melawai, bukan hendak nongkrong. "Karena kalau mau makan atau nongkrong sudah gak bisa, kan sudah pada tutup semua."
Golman mengatakan ada rombongan remaja pengendara motor yang memaksa lewat meski jalan ditutup. Dia sudah mencegah namun tak digubris. Golman juga sudah mengingatkan bahwa di ujung jalan ada anggota TNI dan Polri yang menjaga.
"Akhirnya di sana disuruh push up 100 kali sama TNI."
Ada pengendara mobil yang ikut menerobos dengan membuntuti kendaraan patroli yang membawa makanan untuk petugas jaga.
"Terus kita suruh puter balik. Dia bilang, 'jangan suka dilebih-lebihkanlah pemerintah ini'," ucap Golman menirukan kata-kata pengendara mobil itu.
Kepada pengemudi mobil itu, Golman awalnya mengatakan bahwa dia hanya menjalankan perintah. Namun, sang pengemudi terus mengomeli Golman.
"Terus saya tanya aja, 'Bapak sudah pernah kena Covid-19 belum?', terus langsung tutup kaca dia." tutur Golman.
Golman mengatakan penutupan Jalan Bulungan sebenarnya sudah berlangsung selama setahun terakhir. Namun penutupan selama ini hanya dilakukan setiap malam pada akhir pekan. Baru pada 21 Juni 2021 lalu, Jalan Bulungan ditutup setiap malamnya sesuai dengan arahan dari Polda Metro Jaya.
Penutupan jalan di DKI yang ditenggarai rawan kerumunan, seperti di Bulungan. Keputuasan ini diambil sejalan dengan maraknya kasus positif Covid-19 pascalibur lebaran dan varian baru Corona. "Sebenarnya kita juga nggak mau di sini, mendingan tidur di rumah. Tapi namanya perintah," kata Golman.
Baca juga: Penutupan Jalan di Ibu Kota Bakal Ditambah, Wagub DKI: Yang Sebabkan Kerumunan