Pasien Covid-19 Penuhi Rumah Sakit Bak Film Horor, Anies Baswedan: Ini Nyata
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 28 Juni 2021 20:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan situasi di rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 sangat genting karena lobi dan selasar dijadikan ruang perawatan. Kondisi bak film horor ini adalah sesuatu yang nyata terjadi.
"Jadi saya ingin menyampaikan pesan kepada semua bahwa ini bukan film, ini nyata," kata dia dalam siaran langsung TvOne, Senin, 28 Juni 2021.
Anies menyaksikan sendiri bagaimana rumah sakit di Jakarta yang menangani pasien Covid-19 sedang berhadapan dengan situasi yang berat. Sebab, lobi dan selasar rumah sakit kini sudah difungsikan menjadi tempat perawatan. Begitupun ruang IGD yang disulap menjadi ICU.
Tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU rumah sakit di Jakarta juga kian menipis. Anies berujar kapasitas tempat tidur isolasi sudah terpakai 94 persen. Padahal, pemerintah DKI telah menambah kapasitas tempat tidur.
Saat ini terdapat 140 rumah sakit di Ibu Kota yang melayani pasien Covid-19. Kapasitas tempat tidur isolasi bertambah dari pekan lalu 9.852 unit kini 10.252 unit. Begitu juga dengan tempat tidur ICU yang semula 1.218 menjadi 1.255 unit.
Selanjutnya kasus baru Covid-19 setiap hari naik 8 ribu hingga 9 ribu
<!--more-->
Namun penambahan kasus baru terus terjadi. Belakangan ini kasus Covid-19 Jakarta naik di kisaran 8-9 ribu per hari, padahal ketersediaan tempat tidur isolasi hanya 10.252 unit, yang hampir semuanya sidah terisi.
Pemerintah DKI mencatat ada penambahan 8.348 kasus Covid-19 baru hari ini. Kasus aktif turut naik 4.831, sehingga total pasien yang sedang dirawat atau menjalani isolasi 62.126 orang.
"Walaupun kita berusaha setengah mati untuk menaikkan kapasitas, semua dikerjakan. Anda bisa lihat tadi mepetnya antara pertambahan kasus dengan pertambahan tempat tidur," kata Anies.
Anies menambahkan, jumlah testing di DKI juga tinggi, 13 kali di atas standar minimal yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Tujuannya agar pemerintah DKI lebih cepat mendeteksi kasus, kemudian mengisolasi pasien dan mencegah penularan meluas.
"Itu gambaran sedikit tentang betapa seriusnya masalah ini di lapangan," tambah Anies Baswedan.
#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Jakarta Hadapi Situasi Sulit jika Covid-19 Tak Terkendali