Warga Bogor Kesulitan Cari Obat Covid-19, Keluar Masuk Apotek Kosong

Sabtu, 10 Juli 2021 06:29 WIB

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menunjukkan barang bukti dalam konferensi pers terkait kasus penjualan obat di atas harga eceran tertinggi dan pemalsuan surat bebas Covid-19 di Polda Metro Jaya, Jumat, 9 Juli 2021. Pelaku menjual obat influenza oseltamivir dengan harga empat kali lipat menjadi Rp 8,5 juta dari harga Rp 2,6 juta per 10 kotak. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Bogor - Seorang warga Kota Bogor terpaksa keluar masuk apotek untuk mencari obat Covid-19 bagi anggotanya keluarganya yang terinfeksi virus corona. Mondar mandir dengan sepeda motor matic miliknya, Dede Royani, 36 tahun, mencari-cari Azithromycin dan Mecovit-D3 1000 IU di sejumlah apotek di Kota Bogor.

Dari apotek kecil hingga besar dimasukinya untuk mencari antibiotik dan vitamin yang dipesan oleh kakaknya yang terkonfirmasi reaktif Covid-19. Dede menyebut, dari rumahnya di Kayu Manis Kota Bogor dia menyusuri jalan Sholeh Iskandar hingga Pajajaran dan mendatangi tiap apotek yang ada.

“Ada kali tujuh apotek mah, lupa gak itung. Tapi intinya setiap apotek mengatakan obat yang saya cari gak ada, terutama Mecovit ini. Ada tadi di satu apotek, dosisnya sama tapi mereknya beda. Terus satu ada, satu kosong. Belum harganya mahal dari biasanya,” kata Dede kepada Tempo, Jumat 9 Juli 2021.

Menurut Dede, kakaknya disuruh isolasi mandiri karena reaktif Covid-19. Dokter yang memeriksa menyarankan untuk mengkonsumsi Azithromycin dan Mecovit dalam resep yang dituliskan.

“Tapi sana sini saya nyari gak ada, sampai apotek kimia Farma yang besar yang ada di jalan Juanda Kota Bogor juga ga ada, padahal itu apotek besar. Ini saya mau coba nyari ke Ciawi, soalnya ada banyak apotek di sana. Semoga dapat,” kata Dede.

Selanjutnya klinik di Cimanggu juga hanya bisa memberi resep tanpa obat

<!--more-->

Advertising
Advertising

Kepala Klinik di Cimanggu Brahmansyah Putra mengatakan saat ini kelangkaan obat khususnya obat untuk penghilang bakteri pada pernapasan dan saluran organ pernapasan memang sangat sulit dicari. Setelah memeriksa dan mendianogsa pasien yang datang, dia hanya bisa membekali resep.

“Ya gimana di kita juga obatnya lagi kosong, paling kita kasih resep, terus minta warga atau keluarga pasien yang kita periksa untuk membeli obatnya sendiri,” kata Brahman.

Kesulitan mencari obat juga dirasakan oleh Kepala Puskesmas Tajur Halang Fransiskus Misi. Kepada Tempo dia mengatakan, seharusnya stok Puskesmas itu bisa terpenuhi oleh Dinas Kesehatan. Namun dalam satu pekan ini, ketersediaan obat Covid-19 mulai menipis dan beberapa kosong.

“Kami sudah laporkan dan kami sudah ajukan untuk kembali mengirimi kami obat yang kami perlukan untuk penanganan pasien Covid-19, tapi dari misal 10 yang kita ajukan paling ada 7 yang dikirim. Sisanya, dibilang lagi nunggu kiriman distributor. Padahal obat itu yang dibutuhkan,” kata Frans.

Frans akhirnya hanya mampu memberikan resep kepada pasien ketika ketersediaan obat di Puskesmas tidak ada. “Kadang banyak juga, warga yang kembali telpon ke saya mengeluh mereka tidak menemukan obat yang saya tulis di resep,” kata Frans.

Selanjutnya Ketua Pusat Logistik Satgas Covid-19 sebut obat Covid-19 langka bukan berarti hilang

<!--more-->

Ketua Pusat Logistik Satgas Covid-19 sekaligus Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, mengatakan kelangkaan obat antivirus khususnya untuk penanganan pasien Covid, bukan berarti hilang dari pasaran.

“Saya berasumsi, ini lebih karena peningkatan permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap obat itu. Kalau bahasa ekonominya, Demand lebih tinggi daripada supply. Bukan hilang,” kata Dedie Rachim.

Dedie mengatakan untuk ketersediaan obat-obatan dan beberapa yang tidak ada di Fasilitas Kesehatan di Kota Bogor, Dirinya sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pengusaha toko obat dan apotek.

“Mereka bilang, dalam hal ini rata-rata kelangkaan terjadi juga dipicu oleh belum adanya lagi dropping yang sesuai dengan permintaan,” kata Dedie.

Mengantisipasi pelayanan pasien yang terinfeksi virus corona di Kota Bogor di tengah kelangkaan obat Covid-19, Dedie menyebut kini mengandalkan obat generic yang pasokannya masih ada dan dijamin pemerintah. “Ada obat-obat generic yang bisa dipakai sebagai pengganti,” kata Dedie.

#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak

M.A MURTADHO

Baca juga: Polisi Tangkap Dua Penjual Obat Covid-19 Ilegal dengan Harga Selangit

Berita terkait

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

22 jam lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

1 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

2 hari lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

12 hari lalu

Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

Warga Bogor dan Tangsel memprotes rencana BRIN menutup jalan yang selama ini berada di kawasan lembaga riset itu.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Ajudan Iriana Jokowi, Wakil Wali Kota Bogor, dan Bintang Jin dan Jun Siap Tanding di Pilkada Bogor

12 hari lalu

Pilkada 2024: Ajudan Iriana Jokowi, Wakil Wali Kota Bogor, dan Bintang Jin dan Jun Siap Tanding di Pilkada Bogor

Pilkada 2024 untuk Wali Kota Bogor akan diramaikan ajudan iriana Jokowi, Wakil Wali Kota, dan aktor Jin dan Jun Sahrul Gunawan.

Baca Selengkapnya

Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

12 hari lalu

Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

BRIN Yan Riyanto membantah jika institusinya menutup jalan Serpong-Parung. Dia menyebut BRIN hanya mengalihkan arus jalan.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

12 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

13 hari lalu

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

Penyediaan SPKLU itu merupakan bentuk dukungan PLN terhadap uji coba 5 unit Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Listrik di Kota Bogor (Alibo).

Baca Selengkapnya

Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

13 hari lalu

Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

Pengusaha di Jalan Serpong-Parung di dekat kantor BRIN mengeluh. Pasalnya, omset mereka berturun drastis sejak dibuat jalan Lingkar Baru.

Baca Selengkapnya

Blokade Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Bogor dan Tangsel Bersatu Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN

13 hari lalu

Blokade Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Bogor dan Tangsel Bersatu Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN

Ratusan warga Bogor dan Tangsel menggelar aksi menolak rencana penutupan jalan BRIN. Dianggap bisa mematikan rezeki warga.

Baca Selengkapnya