H. Darip, Ulama Betawi yang Memimpin Pertempuran di Klender

Senin, 16 Agustus 2021 07:58 WIB

H. Darip, ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia dari Klender, Jakarta Timur. Foto: Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud

TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan merebut kemerdekaan di tanah Betawi tak bisa lepas dari peran ulama yang menjadi panutan bagi masyarakat saat itu. Salah satu ulama yang cukup melegenda yaitu Muhammad Arif atau Haji Darip.

Putra bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan dari H. Kurdin dan Hj. Nyai ini dikenal sebagai ulama sekaligus pemimpin perlawanan terhadap kompeni Belanda dan Jepang. Darip tidak pernah menempuh pendidikan formal. Ia bisa membaca dan menulis dari temannya.

Darip pernah pergi ke Mekah dan Madinah selama 2 tahun untuk memperdalam ilmu agama. Di sana Darip bergaul dengan tokoh-tokoh Islam dari berbagai negara. Sekembalinya ke Tanah Air, ia mengawali perjuangan dengan berdakwah di sebuah musala kecil yang kini berubah menjadi Masjid Al-Makmur, masjid yang cukup megah di Klender, Jakarta Timur.

Advertising
Advertising

Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), perjuangan Darip dimulai saat era pendudukan Jepang. Pada 1 Maret 1942, bala tentara Jepang mendarat di Banten dan beberapa hari kemudian memasuki Kota Jakarta.

Setelah beberapa bulan tentara Jepang berada di Jakarta, masyarakat mulai kesulitan memperoleh bahan pokok seperti beras, jagung, dan barang kelontong lainnya. Rupanya kebutuhan pokok ini dibawa oleh tentara Jepang melalui pelabuhan Tanjung Priok yang tidak diketahui tujuannya. Di pinggir-pinggir jalan mulai kelihatan banyak rakyat yang kelaparan.

Dengan keadaan yang semakin memprihatinkan, Darip kemudian memimpin masyarakat di Klender dan menghimpun para jawara untuk melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang. Darip memerintahkan anak buahnya untuk menyerbu dan mengusir tentara Jepang di Pangkalan Jati, Pondok Gede, Cipinang Cempedak, sepanjang Kali Cipinang dan lain-lain.

Setelah Jepang menyerah dan kembali ke negerinya, Belanda dan tentara sekutu berusaha kembali menjajah Indonesia. Saat itu Darip bersama pasukannya yang tergabung dalam Barisam Rakyat (BARA) bersiap-siap untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang diamanatkan oleh Soekarno.

Oleh Belanda, Darip dianggap sebagai orang yang berbahaya. Oleh karena itu, Belanda menyebar mata-mata untuk menangkap Darip dan memenjarakannya. Setelah penyerahan kedaulatan RI pada akhir Desember 1949, Darip dibebaskan dari penjara.

Setelah bebas, Darip tak peduli terhadap gelar veteran dan pahlawannya. Ia menghabiskan waktu untuk berdakwah di Klender dan sekitarnya.

Ulama Betawi ini meninggal di Jakarta pada 13 Juni 1981 dan dimakamkan di Pemakaman Wakaf Ar-Rahman Jalan Tanah Koja II, Jatinegara Kaum, Pulogadung Jakarta Timur.

WINDA OKTAVIA

Baca juga:

Ini Makanan yang Disajikan Saat Perumusan Teks Proklamasi

Berita terkait

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

1 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

2 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

2 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

3 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

3 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

4 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

5 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

8 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

10 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

11 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya