Cerita di Balik Mural Tuhan Aku Lapar
Reporter
Joniansyah (Kontributor)
Editor
Dwi Arjanto
Senin, 16 Agustus 2021 10:40 WIB
TEMPO.CO, Tangerang-Sejumlah spanduk menempel di tembok beton sepanjang 40 meter yang membentang di Jalan Arya Wangsakara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Senin 16 Agustus 2021, lokasi mural Tuhan Aku Lapar.
Sebagian lagi tembok setinggi dua meter dengan warna dasar hitam pekat itu dbiarkan kosong melompong.
Tembok yang berada persis di pertigaan arah pasar Tigaraksa itulah, tempat mural Tuhan Aku Lapar yang viral akhir Juli lalu.
"Tapi sejak tulisan itu ramai udah gak ada lagi yang melukis di tempat ini," ujar Suhanda, 50 tahun, tukang ojek yang nongkrong persis di seberang tembok itu, di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, kepada TEMPO.
Biasanya, kata Suhanda, tembok itu selalu dipenuhi dengan berbagai lukisan dan coretan dari para pemural jalanan. "Kadang gambar kartun, kadang coretan-coretan dari cat Pylox, cuma saya gak paham artinya," ujarnya.
Suhanda mengaku tidak mengenal para pelukis tembok itu karena bukan warga sekitar. "Mereka anak-anak muda, datang rombongan, melukis setelah itu pergi lagi."
Selanjutnya: Aktivitas melukis tembok dengan aneka medium warna itu tidak mengganggu lingkungan...
<!--more-->