Taliban Berkuasa, Pengungsi Afghanistan di Megamendung Pilih Tak Pulang Kampung
Reporter
Mahfuzulloh Al Murtadho
Editor
Juli Hantoro
Kamis, 26 Agustus 2021 14:00 WIB
TEMPO.CO, Bogor - Pengungsi Afghanistan yang kini tinggal di sekitaran Megamendung dan Cisarua, Kabupaten Bogor memilih tetap tinggal di wilayah itu dengan segala risikonya. Sebab, saat ini mereka tidak mungkin kembali lagi ke negara asalnya, terutama setelah Taliban menguasai Afghanistan.
"Sebelum kami tiba di rumah kami, duluan kami akan dibunuh dengan cara ditembak mati di bandara oleh Taliban saat kami keluar dari pesawat," kata Khudad Ibrahimi, imgran asal Provinsi Parwan, Afghanistan kepada Tempo, Kamis, 26 Agustus 2021.
Khudad mengatakan pembunuhan bisa saja terjadi kepada setiap warga Afghanistan yang melakukan migrasi, sejak perang pecah di negara mereka sembilan tahun lalu. Sebab, menurut Khudad, milisi Taliban memiliki bank data kependudukan rakyat Afghanistan secara keseluruhan.
"Jadi mereka punya induk data kependudukan kita, mereka akan sangat mudah mencari data kami (pengungsi) melalui monitor mereka. Sehingga jika kami kembali ke sana, kedatangan kami akan diketahui dan mereka bisa membunuh kami dengan penembaknya," ucap Khudad.
Untuk melanjutkan pengungsian hingga ke negeri ketiga yang mau menerima dan memberikan suaka bagi mereka, para imigran itu kini terus berusaha mendesak PBB atau UNHCR untuk memberikan kepastian status bagi mereka. Minimal, mereka berusaha untuk bisa diakui sebagai imigran legal yang diurus oleh UNHCR.
"Sudah sejak lama kami mengajukan kepastian imigrasi kami ke otoritas dan instansi berwenang di PBB seperti UNHCR dan organisasi lainnya, tapi hingga saat ini kami tidak pernah mendapat kepastian itu. Bahkan kemarin kami (pengungsi Afghanistan) melakukan aksi di depan kantor UNHCR," kata Khudad.
Baca juga: Cerita Pengungsi Afghanistan di Megamendung Setelah Taliban Berkuasa
M.A MURTADHO