Foto udara warga berziarah di dekat pusara keluarganya di area pemakaman khusus COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 15 Juli 2021. Pada Kamis 15 Juli kasus aktif di Indonesia mencapai 480.199 kasus, melampaui Rusia yang tercatat 457.250 kasus, Indonesia juga jauh melampaui India yang tercatat 432.011 kasus. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan masyarakat harus tetap waspada karena krisis pandemi belum berakhir, meski temuan kasus Covid-19 melandai. Ancaman gelombang ketiga Covid-19 dan varian baru virus corona harus diwaspadai.
"Memang sudah lewat puncaknya, akan tetapi masa krisis belum berakhir," kata Dicky di Jakarta, Selasa 31 Agustus 2021.
Menurut Dicky, masa krisis varian delta rata-rata 12 minggu. "Itu bisa sampai akhir September nanti," ujarnya.
Ancaman Covid-19 varian delta di Jawa dan Bali, kata epidemiolog itu, belum selesai saat ini. Dia mengatakan varian delta tersebut kini sudah ditemukan di wilayah pedesaan. "Kita bisa terancam varian lain, yang bisa lebih hebat dari virus corona varian delta," kata Dicky.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia itu menilai strategi pemerintah memperpanjang PPKM hingga 6 September mendatang adalah keputusan yang tepat.
"Hanya komunikasinya yang harus ditingkatkan supaya masyarakat paham perpanjangan PPKM ini untuk memproteksi mereka," kata Dicky.
Selama perpanjangan PPKM, pemerintah harus mempercepat vaksinasi yang merupakan kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Protokol kesehatan 5M dan 3 juga harus tetap dilakukan. "Kuncinya tetap sama, apapun variannya," katanya. "Itu kuncinya tetaptriad strategies."
Strategi 3T yang terdiri dari pemeriksaan dini(testing), pelacakan(tracing), dan perawatan(treatment)perlu terus dilakukan selain menggenjot vaksinasi dan pelaksanaan protokol kesehatan.
Dicky mengingatkan ancaman gelombang ketiga Covid-19. "Ancaman itu ada, September atau Oktober ini bisa terjadi," ujarnya.
Untuk mencegah kasus Covid-19 melonjak kembali, pakar epidemi itu menyarankan masyarakat mulai mengubah perilaku. Misalnya tidak perlu ke pasar atau mal setiap hari untuk menghindari kerumunan. Makanan sebaiknya dibawa pulang dan tidak perlu makan di tempat.
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
9 hari lalu
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa