Larangan Sepeda Melintas di Kawasan Ganjil Genap Dinilai Diskriminatif

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 1 September 2021 07:45 WIB

Polisi menghalau pesepeda yang ingin melintasi Jalan Jenderal Sudirman saat PPKM Level 3, di Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Larangan sepeda melintas di kawasan ganjil genap Ibu Kota dinilai diskriminatif. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Sahroni meminta Polda Metro Jaya meninjau ulang kebijakan tersebut.

"Kebijakan larangan sepeda di jalur sepeda ini wajib dipertimbangkan kembali dengan beberapa alasan," ujar Sahroni dalam keterangannya pada Jumat pekan lalu.

Alasan pertama, kata Sahroni, kalau disebutkan keberadaan sepeda takut menyebabkan kerumunan, itu kurang berkolerasi. Dia mengatakan karena jalur sepeda untuk sepeda, sehingga tidak akan terlalu ramai.

"Kalau kekhawatirannya sepeda roadbike membuat kerumunan, pada faktanya di lapangan pengguna roadnbike juga hanya bersepeda sampai pukul 06.30 WIB dan tidak lewat jalur sepeda.Jadi saya rasa aturannya kurang tepat," kata dia.

Politikus NasDem ini mengatakan pelarangan ini diskriminatif karena diberlakukan setiap hari. Apalagi kebijakan itu juga melarang pedagang kopi keliling yang mencari uang dari berjualan.Larangan juga diberlakukan bagi pekerja bersepeda yang justru mengurangi polusi dan melestarikan lingkungan hidup.

Advertising
Advertising

"Kasihan orang yang aktivitas hariannya menggunakan sepeda seperti pedagang kopi keliling dan orang-orang yang pergi ke kantor naik sepeda untuk alasan lingkungan. Jadi menurut saya aturan ini diskriminatif," kata Sahroni.

Sebelumnya Polda Metro Jaya mengingatkan agar para pesepeda tak melintas di kawasan ganjil genap yaitu Jalan Sudirman, Thamrin, dan Rasuna Said selama penerapan kebijakan PPKM Level 3.

"Untuk teman-teman yang hobi sepeda tetap tidak diperbolehkan melewati jalur tersebut selama PPKM Level 3," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, di Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.

Larangan sepeda melintas di jalur ganjil genap itu menurut polisi untuk mencegah agar tak terjadi kerumunan yang berpotensi menularkan Covid-19.

Berita terkait

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

21 jam lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

1 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

3 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

3 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

3 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

4 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

4 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya