Parasetamol di Teluk Jakarta, Kawali Desak Pemerintah Bertanggung Jawab

Jumat, 8 Oktober 2021 01:26 WIB

Petugas membersihkan sampah di Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Ahad, 3 Oktober 2021. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Zainal Arifin menyatakan kandungan paracetamol di perairan Teluk Jakarta ditemukan sebelum pandemi Covid-19. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Koalisi Kawali Indonesia Lestari atau Kawali mendesak pemerintah bertanggung jawab terhadap munculnya kandungan parasetamol di Teluk Jakarta. Manager Advokasi & Kampanye Kawali Fatmata Juliansyah mengatakan pemerintah semestinya mengawasi dan mencari tahu penyebab serta pelaku pencemaran.

“Serta menindak dengan tegas pelaku tersebut, termasuk dalam pemulihan lingkungan dan pemberian kompensasi kepada masyarakat terdampak pencemaran. Harus ada yang bertanggung jawab terhadap kasus ini,” ujar Fatmata dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.

Studi internasional Marine Pollution Bulletin yang dipublikasikan Agustus 2021 mencatat adanya kandungan parasetamol yang mendominasi di perairan Teluk Jakarta. Kandungan parasetamol terdeteksi di kawasan Angke dan Ancol, Jakarta utara. Konsentrasi parasetamol di Angke sebesar 610 ng/L, sedangkan Ancol 420 ng/L.

Fatmata mengatakan adanya temuan kandungan parasetamol dengan konsentrasi tinggi akan mengganggu ekosistem biota laut dan mata pencaharian nelayan sekitar. Ia mempertanyakan kelayakan hasil tangkapan nelayan dari daerah sekitar pencemaran untuk dikonsumsi manusia.

Musababnya, parasetamol adalah obat yang biasa digunakan untuk menurunkan demam, sakit kepala, dan pereda nyeri, yang akan menimbulkan efek samping jika digunakan secara berlebihan. Fatmata memandang tidak masuk akal apabila obat yang biasanya dikonsumsi manusia itu masuk ke lingkungan laut.

Advertising
Advertising

“Sangat jelas menunjukkan bahwa adanya indikasi pencemaran laut, tetapi yang sangat disayangkan adalah pada saat pengecekan mutu air laut, belum pernah dilakukan pengecekan kandungan parasetamol karena tidak ada dalam 38 parameter indikator pencemaran,” ujar dia.

Semestinya, kata Fatmata, kandungan ini tidak luput dari perhatian. Dia pun menilai pemerintah provinsi lalai dalam menjaga baku mutu air laut.

“Pertanyaan yang timbul adalah apa ada kesengajaan pembuangan limbah ke laut oleh oknum nakal tidak bertanggung jawab? Mengingat belakangan ini parasetamol sering digunakan pasca-vaksinasi sehingga tingkat permintaan dan pembuatan parasetamol yang sedang tinggi,” ucapnya.

Baca juga: BRIN: Parasetamol di Teluk Jakarta Dikhawatirkan Berdampak Buruk Bagi Hewan Laut

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | LANI DIANA

Berita terkait

Indonesia Akan Tunjukkan Langkah Mengatasi Pencemaran Danau Toba di World Water Forum Bali

1 hari lalu

Indonesia Akan Tunjukkan Langkah Mengatasi Pencemaran Danau Toba di World Water Forum Bali

Pembangunan jaringan IPAL bertujuan untuk mencegah pencemaran perairan Danau Toba.

Baca Selengkapnya

Hendak Ambil Tangkapan Ikan, Nelayan di Bangkalan Malah Temukan Buaya 3 Meter

3 hari lalu

Hendak Ambil Tangkapan Ikan, Nelayan di Bangkalan Malah Temukan Buaya 3 Meter

Buaya masuk ke hutan mangrove di Bangkalan saat air pasang diduga karena tertarik oleh ikan-ikannya yang terperangkap jala nelayan.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Berhasil Tuntaskan Program 25 Ribu Nelayan Produktif

6 hari lalu

Pemkab Kukar Berhasil Tuntaskan Program 25 Ribu Nelayan Produktif

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil menjalankan program 25 ribu nelayan produktif, bahkan melebihi target pencapaian.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, 111 Ribu Pengunjung Padati Ancol

7 hari lalu

Libur Panjang, 111 Ribu Pengunjung Padati Ancol

Lebih dari 100 ribu orang memadati Ancol Taman Impian di masa libur panjang pekan ini.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

18 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

23 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

24 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

24 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

25 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

26 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya